Mungkin sudah banyak yang mendengar tentang Keraton Bathok Bolu ini. Keraton yang menjadi sebuah petilasan dari jaman Majapahit Brawijaya ini, terletak di Dusun Sambiroto Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Selain Keraton Bathok Bolu yang berhubungan dengan Desa Sambiroto, Desa Sambiroto juga memiliki cerita megenai sejarah yang berhubungan dengan Keraton Bathok Bolu.
Dusun Sambiroto sendiri bermula dari lima tokoh yang menjadi Babat Alas di desa Sambiroto ini. Tokoh tersebut antara lain; Eyang Guru Mentani, Eyang Dunang Anupati, Eyang Surogati, Eyang Surodido, Pangeran Ganti. Dari kelima tokoh tersebut, Eyang Guru Mentani lah yang berperan besar bagi nama dusun “Sambiroto”. Eyang Guru Mentani adalah seorang penasihat Guru dari Kerajaan Majapahit yang diutus untuk mencari sebuah obat Jawa atau yang sering dikenal dengan Jamu. Maka dari itu, Eyang Guru Mentani menemukan Daun obat Sambiroto yang berguna sebagai Jamu bagi orang jawa di dusun ini. Sehingga dusun ini dinamakan dusun Sambiroto karena sejarah tersebut. Selain itu, makam dari Eyang Guru Mentani juga dimakamkan diarea pemakaman tepat di selatan Keraton Bathok Bolu. Banyak juga pengunjung yang datang ke makam Eyang Guru Mentani. Disitu mereka memiliki tujua yang berbeda-beda, ada yang berziarah untuk mendoakan Eyang Guru Mentani, ada yang berdoa memohon kepada Tuhan melalui perantara Eyang Guru Mentani memohon untuk diberi Ilmu, kesuksean, Tahta, hingga memohon bgi kelancaran dalam bekerja seperti berdagang pun dilakukan. Semua tergantung kepercayaan dan tujuan para peziarah masing-masing. Biasanya para peziarah membawa Bunga, Dupa untuk bermeditasi dimakam tersebut.
Di barat pemakaman dan di barat Keraton Bathok bolu, ada sebuah Sendang atau sebuah Kolam yang menjadi sebuah petilasan di Keraton Bathok Bolu sendiri. Sendang ini bernama Sendang Ayu Tirtomulyo, Sendang Ayu Tirtomuning, Dimana sendang ini adalah tempat pemandian Dayang-dayang dari Keraton Bathok Bolu. Disamping itu, Sendang ini digunakan untuk beberapa ritual yang dilakukan banyak pengunjung, seperti bermeditasi, berendam, untuk pengobatan dll. Semua kegiata yang dilakukan juga tergantung dari tujuan dan kepercayaan pengunjung masing-masing.
Menuju ketimur Sendang dan ke Utara makam, terdapat Keraton Bathok Bolu Berada. Keraton ini bermula dari penemuan dari Gumuk pasir yang ditemukan oleh Gusti Kanjeng Ratu Ayu Wijaya Kusumo, seorang petapa dari Kerajaan Majapahit Brawijaya yang diutus untuk menurunkan Wahyu di tratah mataram sendiri. Gusti Kanjeng Ratu Ayu Wijaya Kusumo juga bertapa di Gumuk Pasir ini, dengan maksud agar mendapatkan “Bathok Bolu” yang berarti mendapatkan sebuah Isi Madu. dengan kata lain mendapatkanisi madu karena isi madu merupakan tanda kebaikan dalam mendapat sebuah keselamatan, kesehatan jiwa raga. Hingga saat ini bagi orang yang percaya jika, bertapa di Keraton Bathok Bolu akan mendapatkan hal tersebut.
Keraton Bathok Bolu memiliki tradisi Kirab Prajurit yang setiap tahunnya dirayakan dengan mengarak Sesaji, buah-buahan yang berasal dari hasil Bumi di dusun Sambiroto, dengan maksud untuk mengucap rasa syukur atas hasil Bumi yang berada di dusun Sambiroto. Acara ini biasa diiringi dengan Prajurit Keraton Bathok Bolu setiap tanggal satu Jawa “suro” hingga Pucaknya pada malam sepuluh Jawa yang diakhiri acara prajurit dll. Acara inti dari Kirab prajurit sendiri berada di Panggung Alun-alun Kraton Bathok Bolu. Keraton Bathok Bolu juga dijaga oleh seorang Juru Kunci yang turun temurun. Saat ini Bapak Mursidi sebagai Juru Kunci yang telah menggantikan ayah beliau dari tahun 1992 hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H