Mohon tunggu...
Gusti Mahadhian Putra Y
Gusti Mahadhian Putra Y Mohon Tunggu... Lainnya - Trisakti High School of Tourism

Hi! Selamat Datang di Website Ini. Saya Gusti Mahadhian Putra Yudhiantono, Mahasiswa aktif Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Program Studi S1 Hospitality dan Pariwisata. Saya adalah Penerima Beasiswa Unggulan 100% dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi Film Tanah Air Beta dan Surat dari Tapal Batas

21 Februari 2022   06:00 Diperbarui: 21 Februari 2022   06:10 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai, Perkenalkan nama saya Gusti Mahadhian Putra Yudhiantono, Mahasiswa aktif semester 5 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, Program Studi S1 Hospitality dan Pariwisata. Saya adalah penerima Beasiswa Unggulan 100% dari Kemdikbud pada tahun 2019.

Kali ini saya membuat artikel opini yang berjudul "Filosofi Film Tanah Air Beta dan Surat dari Tapal Batas". Selamat membaca Teman-teman.

Film Tanah Air Beta dan Surat dari tapal batas merupakan film karya anak bangsa untuk masyarakat Indonesia yang didalamnya banyak pesan pesan tersirat dan dibuat untuk membrikan nilai nilai kehidupan. Kedua film tersebut mengandung makna yang kaya akan moral yaitu Kekeluargaan, juga Nasionalisme dan Pendidikan. Dimana film tersebut syarat akan nilai nilai Pancasila dan mencerminkan budaya masyarakat Tanah Air sesungguhnya.

Saat kecil, anak anak akan mulai diberikan ajaran moral oleh orang tua mereka untuk menjalani kehidupan sebagai orang yang tumbuh dengan rasa cinta dan kasih sayang dan mengimplementasikan kepada orang lain. Ajaran moral dari orang tua akan menuntun anak anak mereka dalam melakukan hubungan dengan orang lain dan juga bersosiaslisasi dimana kita sebagai manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Didikan orang tua berdampak pada hubungan batin antara mereka dengan anaknya dan anak tersebut seperti memiliki tempat paling nyaman dan aman jika berada didekat mereka. Berbekal ajaran dari orang tua semakin bertambahnya usia, mereka akan juga mendapatkan ajaran moral dari lingkungan dimana lingkungan terdekat tersebut juga kita anggap sebagai keluarga. Pada akhirnya kita sadar bahwa tempat untuk pulang adalah keluarga karena keterikatan batin yang kuat.

Nilai nilai pancasila sangat ditanamkan di kedua film tersebut, terlihat di film Surat dari Tapal Batas dimana seorang guru yang berjuang untuk memebrikan pendidikan yang layak untuk anak anak Sekolah Dasar di daerah terpencil di Provinsi Kalimantan. Semangat juang dan jiwa cinta Tanah Airnya yang sangat tinggi untuk keadilan pendidikan untuk anak anak sangat patut diapresiasi. FIlm ini dibuat dengan pesan agar masyarakat Indonesia khususnya Pemerintah sadar akan pendidikan di Indonesia yang snagat jauh dari kata rata. Ini juga sebagai contoh untuk anak anak muda agar ikut andil dalam membantu memberikan pendidikan kepada anak anak yang membutuhkan di daerah. Pendidikan tidak selalu mengenai Matematika dan sebagainya, tetapi juga pendidikan karakter, moral dan lainnya agar menjadi bekal anak anak untuk mengambil mimpi mimpinya di masa datang. Seperti yang saya jelaskan di awal, bahwa kita hidup tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi bagaimana kita dapat berdampak bagi orang lain dan sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun