Mohon tunggu...
Gusti Cantika Nur Hakiki
Gusti Cantika Nur Hakiki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif: Peran Daun Kelor dalam Meningkatkan Produksi ASI

4 November 2024   16:00 Diperbarui: 4 November 2024   16:01 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan 

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang baru lahir. Pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan sangat dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan bahwa ASI mengandung zat gizi yang [a1] dibutuhkan oleh bayi serta memiliki berbagai manfaat kesehatan jangka panjang. Namun, meskipun pentingnya ASI, masih banyak ibu yang menghadapi tantangan dalam memberikan ASI secara eksklusif, terutama terkait dengan rendahnya produksi ASI. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah penggunaan daun kelor (Moringa oleifera) sebagai ramuan tradisional untuk meningkatkan produksi ASI.

Pentingnya ASI Eksklusif

ASI tidak hanya berfungsi sebagai sumber zat gizi, [a2] tetapi juga mengandung hormon, antibodi, dan faktor pertumbuhan yang penting untuk menjaga kesehatan bayi. Menurut Mundari et al (2023) pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi dianggap sebagai langkah penting dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan. ASI juga mengandung zat-zat yang dapat mencegah infeksi, sehingga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Namun, dalam praktiknya, banyak ibu yang mengalami kendala dalam memberikan ASI secara eksklusif. Menurut Alindawati et al (2021) Banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI, yaitu gizi dan nongizi. Faktor gizi di antaranya status gizi dan asupan gizi ibu, sedangkan faktor nongizi meliputi faktor hormonal, usia ibu, paritas, usia kehamilan, kesehatan ibu dan bayi, kebiasaan ibu (perokok dan konsumsi alkohol), Inisiasi Menyusui Dini (IMD), produksi ASI, dan keadaan psikologis ibu. Data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa alasan utama bayi berusia 0-23 bulan belum disusui adalah karena ASI tidak keluar.

Tantangan dalam Produksi ASI

Rendahnya produksi ASI adalah salah satu masalah utama yang dihadapi oleh ibu menyusui. Safarringga et al (2021) mencatat bahwa penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin. Kondisi ini dapat membuat ibu beralih ke susu formula sebagai alternatif, yang dapat mengurangi peluang bayi untuk mendapatkan manfaat maksimal dari ASI. Selain itu, ibu menyusui juga perlu memperhatikan asupan gizi mereka. Septadina et al (2018) menekankan pentingnya gizi yang cukup bagi ibu menyusui, karena ibu tidak hanya harus memenuhi kebutuhan gizi dirinya sendiri tetapi juga kebutuhan gizi bayi yang diperolehnya dari ASI. Asupan makanan yang seimbang dan bergizi akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas ASI.

Daun Kelor sebagai Solusi

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ASI adalah dengan memanfaatkan bahan alami, seperti daun kelor. Daun kelor dikenal memiliki kandungan zat gizi yang tinggi, termasuk vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif yang dapat mendukung kesehatan ibu menyusui. Menurut Hadju et al (2016), daun kelor mengandung fitosterol yang dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Senyawa-senyawa dalam daun kelor berfungsi sebagai laktagogum, yaitu zat yang dapat merangsang produksi ASI. Safarringga et al (2021) menyatakan bahwa senyawa-senyawa seperti alkaloid, polifenol, dan flavonoid dalam daun kelor dapat merangsang hormon oksitosin dan prolaktin, yang berperan penting dalam proses produksi ASI. Dengan demikian, mengonsumsi daun kelor dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.

Bukti Penelitian

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengkaji pengaruh daun kelor terhadap produksi ASI. Penelitian Hadju et al (2016) juga menemukan bahwa rata-rata volume ASI meningkat secara signifikan pada kedua kelompok sebelum dan sesudah intervensi, di mana kelompok yang mengonsumsi ekstrak daun kelor mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan kelompok yang mengonsumsi tepung kelor. Hasil ini menunjukkan bahwa daun kelor memiliki potensi untuk meningkatkan produksi ASI secara efektif. Penelitian Dahliana et al (2021) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam produksi ASI antara kelompok ibu menyusui yang mengonsumsi daun kelor dan yang tidak. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan berat badan bayi yang signifikan pada kelompok yang mendapatkan daun kelor, menandakan efek positif dari pemberian daun kelor terhadap produksi ASI. Selain itu, Mundari et al (2023) juga menemukan bahwa pemberian ekstrak daun kelor berpengaruh positif terhadap produksi ASI pada ibu menyusui. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara pemberian ekstrak daun kelor dan peningkatan produksi ASI.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun