Mohon tunggu...
Gusti Aningsih
Gusti Aningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa prodi manajemen bisnis syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mudik dalam Rangka Pilkada Gubernur dan Bupati di Desa Guali

28 November 2024   22:09 Diperbarui: 28 November 2024   23:14 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pelabuhan kendari/dok. pri


Mudik, atau kembali ke kampung halaman, telah menjadi tradisi tahunan yang dilakukan oleh banyak orang Indonesia, terutama pada saat-saat penting seperti perayaan Idul Fitri. Namun, mudik juga memiliki makna lain, salah satunya adalah untuk mengikuti perhelatan politik di daerah asal. Di Desa Guali, mudik menjadi momen penting, terutama ketika berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Bupati.

tps/dok. pri
tps/dok. pri

Pilkada merupakan ajang demokrasi yang memungkinkan masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan memimpin daerah mereka selama beberapa tahun ke depan. Di Desa Guali, peran pemilih yang bekerja atau tinggal di luar desa sangat penting untuk menentukan hasil Pilkada. Mereka kembali ke desa untuk memberikan suara, memastikan bahwa suara mereka berkontribusi pada arah pembangunan desa dan daerah secara keseluruhan.

Mudik pada saat Pilkada tidak hanya soal memenuhi hak pilih, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Bagi banyak warga Desa Guali yang merantau, mudik pada saat Pilkada menjadi kesempatan untuk menyuarakan pilihan mereka dan berperan dalam menentukan masa depan daerah mereka.

Selain itu, mudik juga menjadi waktu bagi warga desa untuk berdiskusi tentang calon-calon pemimpin yang dianggap layak memimpin. Di desa ini, seperti di banyak desa lainnya, percakapan politik sering kali berlangsung hangat di warung kopi atau pertemuan-pertemuan masyarakat.

Namun, meskipun mudik memberikan dampak positif dalam meningkatkan partisipasi politik, tantangan tetap ada. Proses logistik mudik yang padat, baik dari sisi transportasi maupun waktu, sering kali menjadi kendala bagi sebagian warga. Terlebih lagi, dengan terbatasnya fasilitas umum dan infrastruktur di beberapa daerah, perjalanan mudik bisa memakan waktu lebih lama.

Meskipun begitu, bagi banyak orang di Desa Guali, mudik dalam rangka Pilkada adalah bentuk kecintaan terhadap tanah kelahiran dan keinginan untuk turut andil dalam proses perubahan di daerah mereka. Dengan partisipasi aktif dalam Pilkada, warga desa berharap dapat memilih pemimpin yang dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi desa mereka, serta daerah secara keseluruhan.

Mudik bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan menuju perubahan yang lebih baik untuk masa depan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun