Mohon tunggu...
Gusti Adi Suparlan
Gusti Adi Suparlan Mohon Tunggu... -

Kakek dari dua orang cucu.\r\nTak pandai dalam bahasa, Bicara sesuai rasa hati. Dan tau pasti, bahwa tak perlu hidup terlalu lama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Owen

16 Desember 2009   11:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:55 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu tahun lebih bergaul,bercanda dan berusaha memperbaiki keterlambatan pertumbuhan, membuat ku tak bisa menghindar rasa dan pengakuan, menjadikannya sebagaimana cucuku sendiri.Rasa ini tidak bisa berbohong,walau tiada hubungan darah. Dia datang di usia dua bulan,dibawa oleh kedua orang tuanya,yang berasal dari kaum tionghoa yang menyerahkan harapan kepadaku,setelah vonis dari ahli medis di luar negeri, di dalam negeri dan keterangan yang didapat melalui berbagai media, bahwa umurnya tidak akan melewati masa 8 bulan. Bahkan, kenyataan di beberapa  rumah sakit , kasus yang dihadapinya paling lama bisa bertahan adalah selama 3 minggu , dengan rata-rata kemampuan bertahan hanya selama 3 kali 24jam. Dia dilahirkan dengan kelainan pada organ empedu dan salurannya yg tak terbentuk, kejadian yang cukup sering mengakibatkan kematian bayi di awal masa kehidupan. Satu  tahun lebih kami berjuang bersama,mencoba memperbaiki keadaan yang ada, yang menurut pihak medis tak mungkin bisa diatasi. Kecuali dengan transplantasi liver berikut empedu dengan tingkat keberhasilan yang hanya 10 % ditambah biaya yang tidak kecil yang sangat sulit dijangkau. Apalagi angka keberhasilannya yang sangat tidak memberikan harapan. Perlahan,keberadaan organ empedu yang semula tidak ada, dapat tumbuh kembang, yang dinyatakan dengan hasil USG. Namun yang tersulit adalah mengatasi keracunan yang terjadi akibat masuknya bilirubin ke dalam darah, karena jika racun ini menyebar ke otak,maka itu akhir dari perjuangan. Ternyata usaha kami sedikit membawa hasil,owen tidak mengalami pucat yang parah,karena sebagaian besar bilirubinnya dapat diubah menjadi sterkobilin. Hanya kami tidak terlalu memusingkan keberadaan bilirubin di kulit,makanya Owen terlihat seperti bayi aneh dengan rona kuning disekujur tubuhnya. Kalau sudah dijemur,maka rona kuningnya toh akan memudar,begitulah terus menerus,asal rona kuning muncul,jemur...pudar. Dan kekhawatiran kami terhadap keracunan otak tidak terjadi,karena perkembangan kemampuan intelektual Owen tidak mengalami hambatan,bahkan Owen sangat terampil memainkan HP baik untuk mendengarkan mp3, memilih tontonan Ipin dan Upin,merekam video sekitarnya,mengabil pic, membuka kunci Hp yg bersandi,bermain game Hp,mengadakan call ke orang yg dituju....hal yg kami anggap tidak mungkin dilakukan oleh anak seusia Owen. Perjuangan selanjutnya adalah menumbuhkan salurannya,karena pada tempat yang seharusnya terbentuk saluran empedu ini tak terdapat sel bakal saluran,sehingga dari waktu ke waktu kami harus memindahkan sel indukan/stem dari ujung tulang ekor ke tempat tujuan, satu-persatu,setiap hari , dua kali sehari selama satu sampai satu setengah jam setiap kali masa therapy,sepanjang minggu,setiap bulan. Belum lagi menghilangkan tumpukan kolesterol yang ada pada livernya , yang menjadi pemicu gangguan tidak terbentuknya empedu maupun salurannya, yang secara medis tidak diketahui penyebabnya, yang kami temukan pada masa awal therapy hal ini dikarenakan ibunya mengkonsumsi kepiting selama masa kehamilan secara berlebihan. Dan ini pun bukan kesengajaan dari sang ibu, karena secara teori medis hal itu belum dikenal. Ternyata beratnya menetralisir tumpukan kolesterol inilah yang membawa petaka. Tumpukan kolesterol di ujung liver ini membuat aliran cairan pada selaput liver sulit terdistribusi,mengakibatkan asites,pembengkakan,menimbulkan tekanan tinggi di selaput pembungkus lambung ,yang akhirnya menyebabkan blooding alias pendarahan. Dikarenakan kekurangan darah yg cukup parah maka Owen kami larikan ke rumah sakit,kami mendapat bantuan dari seorang dokter, bernama dokter Dedet,specialis anak yang sangat kami hormati dan kami hargai segala pehatian dan bantuannya  sekaligus kepada perawat di IRNA RS.Sudarso Pontianak yg begitu perhatian dan menyayangi Owen. Oleh dokter Dedet Owen diberikan tindakan tranfusi darah,golongan darah Owen adalah AB,yang katanya sangat sulit untuk di dapat,tapi Tuhan memberikan kemudahan,tidak ada kesulitan sama sekali untuk mendapatkan darah tersebut,bahkan untuk berkantong-kantong. Untuk menghindarkan kerapuhan jaringan,daya tahan tubuh,diberikan juga Human Albumin,yg agak lambat reaksinya,kami tambahkan dengan asupan sarang burung walet yg ternyata sangat efektif menaikan kadar albumin tubuh,walau medis belum mengakuinya. Namun terbukti mampu mendongkrak albuminnya. Segar kembali,cenderung kondisinya menjadi lebih baik. Dikarenakan asites yang sangat parah,maka Owen diberikan tindakan drainase dengan memasangkan pipa/slang pembuangan yg dibuat dengan menusuk daerah perut. Semula diperkirakan jumlah air hanya tiga liter,namun setelah satu minggu air yg keluar sudah mencapai dua belas liter. Timbul masalah baru,aliran drainase tersumbat. Yang kalau kulihat adalah sumbatan berupa gumpalan lemak,seperti lemak kolesterol yg menyumbat di ujung livernya. Aku menghawatirkan hal ini, dokter bedah anak, yaitu dokter Hermanto (yang juga sangat kami hormati atas perhatian dan bantuannya) memberikan tindakan dengan membuatan tusukan baru dengan pipa/slang yg lebih besar.Pemasangan slang besar ini justru mebuat kami lebih tahu,bahwa sistem empedu dan salurannya telah berkembang sempurna. Karena sebelum pemasangan dilakuakan tindakan USG. Tuhan menepati janjiNYA,usaha kami dan do`a-do`a kami untuk menumbuh kembangkan empedu dikabulkanNYA. Sejak pemasangan slang baru ini,kondisi Owen memburuk, setelah kuteliti,ternyata tusukan itu mengganggu ginjalnya,menekan pembuluh darah ke ginjal,mengakibatkan tekanan tinggi di lambung sebagai reaksi reflek tubuh atas gangguan benda asing, Owen blooding lagi,mengalami sesak hebat. Aku tahu penyebabbya adalah reaksi penolakan tubuh,namun aku juga tidak menyalahkan dokter,karena semua itu adalah upaya yang bisa dilakukan oleh medis. Dan pasti tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian pada tindakan dokter,hanya reaksi tubuh Owen yang memang seperti itu. Owen Lahir di hari Jum`at Agung, itu menurut kedua orang tuanya,berdasarkan penjelasan dari Pastor yang membimbing mereka. Dan Meninggal pada hari Jum`at Agung pula, sekali lagi itu menurut pastor yang mengenal Owen,yang hadir untuk mendo`akanya. Dan ada kejadian yang sedikit aneh dengan kepergian Owen,pada saat Owen sedang fana,perjalanan pelepasan nyawa, Frater Ellia,yang berasal dari Italia,yang juga mendo`akan Owen di gereja melaui fotonya, mengalami stigmata,alias pengeluaran darah pada tempat-tempat tertentu di tubuhnya,dan darah ini berbau sangat harum (menurut keterangan dari saksi yg menyampaikannya). Karena tidak ada keluarga yang bisa dituju pada keadaan ini,karena tempat tinggal asal Owen adalah di Ketapang,maka kami menetapkan bahwa Owen harus pulang kerumahku. Walau menurut adat beberapa orang tionghoa adalah melanggar pantang jika mayat seorang bayi disemayamkan di dalam rumah,aku dan kami tidak perduli, Owen adalah cucuku. Dia disemayamkan di rumahku,walau ada saran sebaiknya dibawa ke Yayasan saja,bagiku tidak bisa,karena rumahku juga adalah rumah Owen. Akhirnya petugas Yayasan Santo Crhistoporus menyiapkan segala keperluan persemayaman Owen di rumahku. Setelah selesai persiapan jenazah,para petugas Yayasan tersebut hendak berpamitan,aku bertanya " Apa tidak ada upacara misa buat Owen?" Petugas tersebut menunjukan wajah terkejut dan sepertinya agak kebingungan sambil bertanya balik " Apa di rumah seorang Islam boleh diadakan misa ?" Aku jawab " Mengapa tidak boleh? " Owen cucuku,memang berbeda agama,namun kewajiban menyelasikan urusannya adalah urusan ku,agar tiada hutangku lagi kepada Owen dan sekaligus menggenapkan tugas orang tuanya yang sudah kuanggap sebagai anakku." Baiklah,nanti akan saya sampaikan kepada rekan -rekan untuk mengadakan misa bagi Owen" kata petugas Yayasan tersebut. Sejak Owen disemayamkan di rumah hujan turun bak di curah dari langit,aku agak khawatir apakah misa bagi Owen dapat terlaksana,beruntung satu persatu umat datang termasuk adik-adik iparku yang memeluk agama Khatolik ikut datang,karena bagi mereka,Owen adalah anggota keluarga,walau dari kaum Tionghoa. Diantara para tamu, ada yang memberanikan diri bertanya kepada ayahnya Owen dengan pertanyaan" Tidak apa-apakah mengadakan misa di rumah seorang beragama Islam?" Yang kemudian dijawab oleh ayahnya Owen " Saya tahu bapak,akongnya Owen, kami memang berbeda agama tapi kami tidak berbeda keyakinan,kami menyembah Tuhan yang sama, yang kalau bapak bilang sebagai Allah,bapak mengajariku dengan sebutan panggilan sebagai Elliyah" Pada saat seorang Pastor yang akan memimpin misa datang,dia sempat tertegun di depan sebuah bentuk benda,bertuliskan bahasa arab,yang kuletakan di lemari pajang,berupa miniatur pintu Ka`bah, aku mendekatinya sambil berkata " Pastor,saya seorang Islam,rumah ini rumah seorang islam, apakah ada masalah dengan hal itu?" di jawab dengan agak terbata oleh Pastor tersebut bercamput kebingungan " Oh tidak, tidak masalah "katanya . "Silahkan Pastor memipin misa" Ujarku. Saat do`a -do`a secara khatolik diucapakan dan nyanyian kidung disenandungkan, disaat itu pula kubacakan Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falah dan An Naas  buat Owen dengan penutupan do`a memohon janji dari Allah yang menyatakan bahwa DIA akan menghidupak secara kekal roh-roh orang yang suci. "Selamat jalan dek Owen" ujar cucuku Didi "nanti bang didi tarik Owen dari surga biar kita tetap bisa maen  bersama yaaa...." Owen dimakamkan di tanah kelahirannya di Ketapang,kami mengantarkannya sampai di Ketapang yang berjarak 45 menit penerbangan dari Pontianak. Setelah aku kembali ke Pontianak,ditengah malam,saat yang lain sudah tertidur,aku duduk di depan komputer ini,sambil pikiranku tertuju kepada janji Allah yang pernah kudo`akan buat Owen. Samar-samar tercium bau harum yang tidak mirip harum bunga apapun atau wangi apapun yang pernah kuketahui, akau tersenyum sambil berkata dalam hati, " Sini cu...sini Owen,pangku dengan akong yukkk"  Maka tak lama terasa dipangkuanku kelembutan yang hangat menekan pahaku. Tanganku berjalan sendiri mengklik winamp kemudian tangan ini memilih sendiri lagu berjudul I'm Yours nya Jason Mraz, kesukaaan Owen. Dalam hati aku mengucap "Alhamdulillah" Allah tidak melanggar janji-janjiNYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun