Mohon tunggu...
Gusti Laksita Windriya
Gusti Laksita Windriya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Budaya "Sinoman" Mempengaruhi Kesehatan Mental?

24 Oktober 2024   01:15 Diperbarui: 24 Oktober 2024   01:39 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
yogyakarta.kompas.com

Budaya Sinoman ialah suatu tradisi gotong royong yang populer di masyarakat Jawa, khususnya di daerah pedesaan. Sinoman biasanya muncul dalam konteks acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, atau acara adat lainnya, di mana sekelompok orang muda (biasanya pemuda desa) bekerja sama membantu tuan rumah dalam persiapan acara tersebut. Tugas-tugas yang dilakukan oleh sinoman meliputi penyusunan tempat, memasak, melayani tamu, hingga membersihkan setelah acara selesai.

Sinoman memiliki ciri khas yaitu nilai kebersamaan dan kerjasama tanpa pamrih, di mana para pemuda desa bergantian saling membantu di setiap acara keluarga yang membutuhkan. Ini menjadi bagian penting dari hubungan sosial masyarakat dan memperkuat ikatan antarwarga.

Budaya Sinoman, dengan ciri khas gotong-royong dan kebersamaan memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental masyarakat yang terlibat di dalamnya. Berikut beberapa cara sinoman mempengaruhi kesehatan mental:  

1. Rasa Kebersamaan dan Solidaritas

Sinoman memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anggotanya. Dengan saling membantu dalam acara-acara besar, seperti pernikahan atau khitanan, seseorang dapat merasakan dukungan sosial yang kuat. Hal ini dapat memberikan rasa kebermaknaan, bahwa mereka adalah bagian penting dari komunitas sinoman tersebut. Hubungan sosial yang erat ini terbukti membantu mengurangi perasaan kesepian dan isolasi, yang dapat berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik.

2. Mengembangkan  Empati dan Dukungan Emosional

Melalui Sinoman, anggota sinoman belajar untuk memahami dan merasakan kebutuhan orang lain, yang memperkuat rasa empati. Dalam konteks gotong-royong, mereka juga mendapatkan dukungan emosional dari sesama anggota ketika menghadapi tantangan hidup. Ini membantu dalam membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna, yang penting untuk kesejahteraan emosional dan mental.

3. Mengurangi Tingkat Stres

Ketika masyarakat terlibat dalam kegiatan gotong-royong, beban pekerjaan dan tanggung jawab tidak ditanggung oleh satu anggota atau keluarga saja. Dukungan dari anggota sinoman mengurangi tekanan dan stres yang mungkin muncul dalam persiapan acara. Pembagian tanggung jawab ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan kondusif, yang pada akhirnya mengurangi potensi kecemasan atau kelelahan mental.

Dengan demikian Sinoman dapat mempengaruhi kesehatan mental bagi anggotanya. Hal ini bisa dilihat dari pengaruh-pengaruhnya yang menunjuukkan pengaruh yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun