Di tengah kota kecil yang sunyi terdapat sebuah bioskop tua yang sudah lama ditinggalkan.
Bioskop itu, dikenal dengan sebutan "Bioskop Westavia," dulu pernah menjadi tempat hiburan yang ramai pada masa kejayaannya. Namun, seiring berjalannya waktu, popularitasnya memudar dan akhirnya ditutup.
Walaupun usianya sudah lanjut dan tak terawat, Bioskop westavia tetap memancarkan pesona mistis yang menarik hati warga sekitar. Penduduk setempat menyebutnya sebagai "bioskop angker" karena katanya tempat itu berhantu. Namun, pada malam-malam tertentu, beberapa orang penasaran berani masuk ke dalam untuk mengeksplorasi misteri yang tersembunyi di dalamnya.
Salah seorang pengunjung berani yang masuk ke Bioskop Westavia adalah seorang pria bernama sahasika. Meski dihantui oleh rasa takut, rasa penasaran yang kuat mendorongnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam bioskop itu.
Sahasika memasuki gedung dengan hati-hati, melangkah perlahan melalui lorong-lorong gelap yang dihiasi dengan coretan-coretan waktu. Suasana sunyi dan sepi membuatnya merasa hampa, namun terdapat keanehan dalam kegelapan itu yang memberikan rasa kenyamanan yang aneh. Sahasika terkejut saat mendapati suara langkah kakinya menghasilkan gema yang lembut, memberikan efek seperti ada penonton lain di sekelilingnya.
Takdir membawanya ke ruang utama bioskop. Cahaya remang-remang memancar dari proyektor tua yang masih berfungsi, memancarkan bayangan-bayangan samar di layar besar. Sahasika memilih duduk di kursi tengah, di antara ribuan kursi kosong yang terbengkalai. Dia melihat ke sekelilingnya dan merasakan kehadiran orang-orang yang sudah lama pergi. Meskipun hanya bayangan, mereka memberikan rasa kehangatan yang tak terduga.
Tanpa sadar, Sahasika terbawa oleh alunan musik yang mengalun dari pemutar kaset kuno. Melodi yang indah, penuh nostalgia, dan seakan-akan menghantar pikiran dan perasaannya ke masa lalu. Dia merasa seolah sedang menonton film favoritnya di bioskop kesayangannya, dikelilingi oleh orang-orang yang dicintainya.
Saat menikmati momen yang langka ini, Sahasika mulai memahami bahwa di balik kesunyian dan kegelapan, terdapat keindahan dan kehangatan. Bioskop Westavia mungkin terabaikan dan angker bagi orang lain, tetapi bagi Sahasika, ia menemukan tempat yang membawanya pada kesepian yang indah dan kenangan yang tak terlupakan.
Sejak hari itu, Sahasika sering kembali ke Bioskop Westavia. Ia membawa kaset-kaset film lama dan memutarnya di proyektor yang sudah tua itu. Dia menikmati momen kesendirian dalam kegelapan, merasakan hadirnya penonton bayangan yang memberi kehangatan. Meskipun sunyi dan angker bagi banyak orang, tempat itu menjadi tempat kenyamanan dan keindahan dalam hidup Sahasika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI