Pernah nggak, lo lagi duduk santai di kafe, nunggu kopi pesanan datang, terus kepikiran, "Kenapa hidup gue kayak roller coaster, ya?" Nah, pas banget, kita ngomongin Stoikisme, filsafat kuno yang bisa bikin lo jadi chill sama kehidupan. Bukan cuma chill biasa, tapi chill level zen master.
Memahami Logos dan Rasionalitas Alam Semesta
Lo tau nggak, di Stoikisme, mereka percaya ada sesuatu yang namanya Logos? Jangan salah, ini bukan logo merek baju, tapi prinsip rasional yang mengatur alam semesta. Bayangin deh, semua yang terjadi dalam hidup lo, baik atau buruk, itu semua bagian dari rencana besar yang udah diatur. Ketika lo bisa nerima ini, hidup lo bakal lebih damai, nggak gampang baper sama drama kehidupan.
"Alam semesta diatur oleh hukum yang sama; kebaikan dan keburukan terjadi sesuai dengan Logos." - Zeno dari Citium
Kebajikan sebagai Kebaikan Tertinggi
Gue pernah ngobrol sama temen gue yang bijak banget, kayak biksu di gunung gitu. Dia bilang, "Kebajikan itu satu-satunya hal yang bisa bikin lo bahagia beneran." Dalam Stoikisme, kebajikan---yang meliputi kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri---itu kunci hidup yang baik. Kebijaksanaan ngajarin lo untuk lihat dunia dengan jelas, keberanian kasih lo kekuatan untuk hadapin tantangan, keadilan bikin lo bertindak bener sama orang lain, dan pengendalian diri bantu lo tetep seimbang. Ini kayak superpower buat jadi manusia yang keren.
"Kebajikan adalah kebaikan tertinggi, dan segala sesuatu yang lain adalah kebahagiaan tambahan." - Seneca
Dikotomi Kendali
Salah satu pelajaran penting dari Stoikisme adalah ngerti apa yang bisa lo kendalikan dan apa yang nggak. Gue inget, pernah ketemu petani yang santai aja walaupun panennya gagal gara-gara cuaca buruk. Dia bilang, "Gue nggak bisa kendaliin cuaca, tapi gue bisa kendaliin reaksi gue." Fokuslah sama hal-hal yang lo bisa kendaliin---pikiran, tindakan, dan sikap lo. Kalo lo bisa nerima bahwa banyak hal di luar kendali, hidup lo bakal lebih tenang dan nggak gampang stress.
"Ketahuilah perbedaan antara apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak bisa kita kendalikan." - Epictetus