Mohon tunggu...
Gusti AP
Gusti AP Mohon Tunggu... Novelis - The Son of Neverland

an aspiring writer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Runeblood Saga: The Heir of Erilaz (Teaser)

8 Desember 2014   15:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naskah ini sedang kuikutkan ke seleksi Gramedia Writing Project 2. Please kindly vote there :D Kalau mau ikutan, masih ada waktu sampai tanggal 20 Desember lho. Kalau bener ikutan, posting link ceritamu di bawah ya. Biar bisa saling dukung dan vote. Vote cuma buat naskah semakin cepat dispot editor kok. Nggak berpengaruh sama terpilih-tidaknya :D

LINK:

http://gwp.co.id/rune-blood-saga-the-candidates-for-the-runes/

Jurnal Sir Arthur, 9 September 1999



Tuhan…

Jikalau aku masih berhak mengajukan satu permintaan, kumohon segeralah kirim Azrael untuk mencabut nyawaku! Demi nama-namaMu yang agung, siksaan ini jauh lebih buruk daripada neraka lapis tujuh! Sungguh terkutuk makhluk celaka yang sudah mengubahku hingga jadi seperti ini. Kuharap dia kini membusuk di neraka.

Tuhan!

Lebih baik aku berkalang tanah ketimbang menjadi salah satu dari mereka! Menjadi bagian dari makhluk-makhluk terkutuk itu! Tuhan! Jika kau memang ada, ijinkan aku mati sekarang juga! Sekarang, ketika jantungku masih berdetak memompakan darah ke seluruh nadi! Pertanda bahwa aku masih berwujud sebagai manusia…

Tapi sebelum aku mati, aku akan membawa serta makhluk-makhluk celaka itu bersamaku ke neraka!

***

Karena suatu insiden dalam sebuah misi, seorang pembasmi iblis akhirnya berubah menjadi iblis penghisap darah alias vampir. Takdir buruk seakan tak lelah mengikuti Arthur Pendragon sejak saat itu. Terpaksa keluar dari organisasi Rune Master bawah tanah, The Orde of Avalon; terusir dari London; dikejar-kejar para exorcist alias pembasmi makhluk kegelapan; dan akhirnya terpaksa menyembunyikan diri di sebuah kota kecil di sudut Inggris, Runechester.

Bersama para sahabatnya; Heinrich, Sirius, Selena, dan para Rune Master lain yang membelot dari Avalon untuk menjadi reformis, mereka merintis sebuah sekolah asrama dengan latar belakang religius yang kuat. Tentu saja itu semua hanya kedok. Sekolah itu sebenarnya adalah akademi yang mendidik para calon Rune Caster muda, Restavia Academy.

Rune adalah konsep kebijakan warisan budaya Skandinavia kuno yang terangkum dalam 24 alfabet arkais, ELDER FUTHARK. Penggunaan Rune dirahasiakan dari publik, terutama pihak gereja. Akan fatal jika hal itu sampai diketahui karena Rune masih dianggap sebagai bagian dari sihir terlarang. Padahal Rune hanyalah seni menguak rahasia di balik makna kata-kata, dengan menggunakan kekuatan spiritual dan hati. Di luar konflik mereka dengan pihak gereja, Rune Master mengabdikan hidup mereka untuk melindungi manusia dari vampir, werewolf, roh jahat, necron alias zombi, sampai makhluk-makhluk kegelapan dalam mitologi yang keberadaannya sudah dilupakan.

Selain berhadapan dengan para prajurit iblis, makhluk kegelapan, dan sesama Rune Caster yang berseberangan prinsip, para pengguna Runeharus berhadapan dengan lawan yang justru paling berbahaya: kegelapan yang bersemayam dalam hati mereka sendiri.

"Yang harus kau takuti bukanlah Iblis dan pasukan kegelapannya, Shavita. Kejahatan yang bersemayam dalam diri manusialah yang harus kauwaspadai.”

(Arthur Pendragon)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun