sumber : http://gustav-econimics.blogspot.com/2011/09/emas-oplosan-banyak-beredar-di-pasaran.html
seperti yang kita ketahui emas merupakan salah satu pilihan investasi yang banyak di gemari oleh sebagian orang, selain harga nya yang setiap tahun terus meningkat dan terus naik, investasi emas pun memiliki keuntungan contoh nya saja di pegadaian, emas yang kita miliki bisa kita gadaikan dan di setiap tahun nya kita mendapatkan keuntungan dari pegadaian,, sampai harga emas itu terus meningkat kita bisa mendapatkan keuntungan 2x lipat dari harga beli.
namun tak sedikit oknum jahat yang memanfaatkan kesempatan ini, dengan sedikit keahlian melebur logam, tembaga dengan emas para oknum jahat ini dapat menyulap logam rakitan itu menjadi benar2 mirip dengan emas asli nya,, bahkan dengan berat emas yang hanya 30gram para oknum oplosan ini dapat mengubah nya menjadi 60gram, hal ini jelas sangat merugikan kita sebagai investor emas. saya akan sedikit berbagi pengetahuan dengan anda tentang logam mulia ini, emas murni itu bernilai 24 karat jika emas murni di campur dengan tembaga, maka setelah di lebur akan menghasilkan warna agak kemerah-merahan, jika emas murni di campur dengan perak maka akan menhasilkan warna kekuning-kuningan, dan jika emas murni di campur dengan nikel maka akan menghasilkan warna yang keputih-putihan atau biasa di sebut dengan emas putih.
emas atau logam mulia memiliki kadar yang berbeda-beda, mungkin kalau kita melihat/menghtung nya dengan gram akan sedikit sult dan rumit perhitungan nya, tapi anda bisa coba dengan cara perhitungan sederhana dan menyamakan nya dengan timbangan,bagai mana cara nya? emas murni memiliki nilai 24karat. kalau semisalkan anda ingin membeli emas 18 karat katakan lah emas kuning berarti campuran nya adalah perak, cara perhitungan nya : 24/18 x 100Â = 75% berarti muatan emas tersebut adalah 75% lalu bagaimana dengan emas 700 berapa karatkah emas tersebut?? 700/1000 x24 = 16,8 karat, dan seterusnya.
jadi kalau kita sudah mengetahui ilmu nya jenis penipuan bermoduskan emas oplosan pun akan sedikit bisa kita antisipasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H