Curah Hujan yang cukup tinggi melanda sejumlah daerah di sulawesi. Khususnya daerah sulawesi tenggara, sejak pertengahan Desember hingga di penghujung Januari tensitas curah hujan semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan terganggunya sirkulasi ekonomi mulai dari usaha menengah kebawah hingga menengah keatas. Salah satu yang merasakan dampak dari hal tersebut adalah PT. Apollo Nickel Indonesia. Salah satu perusahaan PMDN yang bergerak di industri pertambangan, berlokasi di Kabupaten Konawe Utara kecamatan Lasolo Kepulauan. Menurut pengakuan dari Sdr. Gustany Tandilino selaku Kepala Teknik Tambang di perusahaan tersebut menjelaskan bahwa dalam kurun dua bulan terakhir PT. Apollo Nickel Indonesia mengalami penurunan kuantitas Produksi "Kami normalnya bisa produksi dua ribu sampai dengan tiga ribu metrik ton perhari tetapi karena curah hujan yang tinggi dan banyaknya lost time mengakibatkan kuantitas produksi kami jadi berkurang setengah dari yang kami targetkan ". Hal ini secara otomatis akan berdampak ke masalah biaya operasional yang tinggi serta juga dapat menyebabkan resiko terjadinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limpasan air tambang akibat dari debet air yang sulit dikontrol. Akan tetapi dengan dukungan penuh dari jajaran Direksi dan stakeholder, kami berkomitmen untuk tetap patuh dengan peraturan perundang undangan yang berlaku mengenai perlindungan lingkungan. Tegas Gustany (KTT) Kepada Kompasiana.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI