[caption id="attachment_136178" align="aligncenter" width="680" caption="batmanning (ilust therightant.blogspot.com)"][/caption]
Ada kecenderungan unik yang tidak pernah kita alami sebelum kelahiran internet yaitu sedemikian cepat dan dahsyatnya penyebaran suatu gagasan (entah berupa tulisan, gambar atau video) yang dalam waktu singkat merebak ke seluruh dunia. Foto atau video itu tidak harus berstandar jurnalistik, karena dalam dunia maya semua orang awam punya hak yang sama di dalam mengekspresikan dirinya, entah itu berselera seni tinggi atau rendah. Entah itu penting atau sekedar remeh temeh. Dan inilah yang kita saksikan pada saat berselancar (browsing) ada tren mengunggah foto ‘nyentrik’ dengan tema yang berganti-ganti.
Anda mungkin sedikit bingung mendengar istilah-istilah berikut ini : planking, owling, horsemanning, batmanning. Bahkan istilah tersebut mungkin belum tercantum dalam kamus bahasa Inggris. Semua yang disebutkan di atas memang ‘kosakata’ baru untuk merujuk kepada keranjingan (craze) mengunggah foto-foto pribadi sesuai dengan gaya yang dipersyaratkan pada nama-nama tadi. Misalnya pada planking (dari kata plank yang bermakna papan), maka si pelaku dalam foto ini harus berpose bak papan kayu. Badan diluruskan dalam posisi tengkurap, kedua lengan sejajar dengan badan dengan telapak tangan menghadap ke atas dan ujung jari-jari kaki menghadap ke bawah. Lokasi melakukan planking ini boleh di mana saja, tetapi semakin aneh dan membahayakan tempatnya, semakin unik nilai fotonya. Oleh karenanya, ada orang yang melakukan planking di atas cerobong asap rumah, di antara pegangan elevator (tangga berjalan), di atas punuk dua ekor onta, di pinggiran pagar tembok dan sebagainya.
[caption id="attachment_132350" align="aligncenter" width="450" caption="planking"][/caption]
Dimulai (kick off) semenjak Juli 2011, tren berpose foto planking ini sekarang telah mencatatkan sebanyak 700 ribu followers di facebook. Berita menghebohkan mengenai seorang pemuda Australia yang jatuh tewas dari lantai tujuh sewaktu melakukan planking pada pinggiran balkon di rumahnya, sama sekali tidak menyurut kegilaan orang untuk bereksperimen dengan gaya-gaya baru planking ini. Sudah barang tentu pemerintah Australia memberi peringatan tentang bahaya berpose di tempat-tempat yang tinggi ini.
[caption id="attachment_132351" align="aligncenter" width="450" caption="owling di kepala patung"][/caption]
[caption id="attachment_132352" align="aligncenter" width="450" caption="owling di toilet"][/caption]
Belum lagi hilang tren berpose gaya papan ini, muncullah gaya berpose owling. Istilah yang diambil dari kata owl (burung hantu) ini, mensyaratkan si pelaku untuk mengambil sikap seperti burung hantu yang hinggap di dahan pohon yaitu ‘nongkrong’ (atau ndodok dalam bahasa Jawa) dengan memasang tampang seram (mata melotot) layaknya burung rase ini. Ada gadis yang owling di atas urinoir laki-laki, ada yang owling di atas kepala patung, ada lagi yang nongkrong di atas pinggiran meja tulis. Semuanya bebas bereksperimen menunjukkan keunikan hasil jepretan fotonya.
[caption id="attachment_132353" align="aligncenter" width="654" caption="horsemanning"][/caption]
Foto gaya owling ini pun segera diganti dengan tren yang lebih asyik lagi yaitu gaya horsemanning. Untuk menghasilkan foto horsemanning ini diperlukan dua orang pelaku. Kesan yang ingin ditampilkan pada pose ini adalah manusia yang terpenggal lehernya sambil memegangi kepalanya yang teronggok di sampingnya. Konon pose ini terinspirasi foto tipuan tahun 1920an yang menampilkan gambar tubuh gadis kecil dengan kepala terpenggal di sisi kanannya. Ide pemotretan ini diambil dari cerita horor “The Legend of Sleepy Hollow’ di mana penunggang kudanya tidak berkepala. Banyak gaya-gaya lucu dan sekaligus ‘seram’ yang diunggah, misalnya berpose di pinggir kolam renang, di pasir pantai, di atas sofa, di tempat tidur dan sebagainya.
[caption id="attachment_132354" align="aligncenter" width="450" caption="batmanning"][/caption]
Tren berpose nyentrik ini ini pun cepat berganti. Sekarang ini ada tren yang paling anyar yaitu batmanning. Sesuai dengan namanya (dari kata batman) si pelaku melakukan gerakan kepala di bawah dan kaki menggantung di atas. Pose yang cukup berbahaya ini ternyata banyak diminati orang. Ada yang menggantung di rel pegangan dalam bus, ada yang menggantung di jembatan, ada yang menggantung di pinggiran atas lemari, ada yang menggantung di pagar besi dan sebagainya. Semuanya tentu dengan resiko ditanggung sendiri, karena memang tidak ada yang menyuruh mereka melakukannya. Semuanya terjadi berkat go viral (menyebar seperti virus) dalam dunia maya yang dinamakan internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H