Ya, hentikan menulis istilah “solutif”, karena ini salah, ngawur, dan sok pintar.
Kata “solusi” memang termasuk salah satu kata serapan pendatang baru yang langsung disukai publik. Di masa lampau, kita biasa menggunakan istilah “pemecahan (persoalan)”, karena memang itulah padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia.
Tak apalah kita sekarang memakai istilah (yang oleh sementara orang dianggap keren) “solusi”. Namun kata sifat dari “solusi” ini bukan (sekali lagi bukan) “solutif”. Saya katakan, kita sudah kebablasan dengan “mengarang-arang” kata sifat dari “solusi” menjadi “solutif” ini.
Referensi (acuan) pada semua kamus Inggris tepercaya mengatakan bahwa kata sifat (adjective) dari kata “solution” adalah “solutional”. Definisi dari “solutional” ini adalah “of, relating to, or constituting a solution” (berkaitan atau menciptakan sebuah solusi).
Pada kamus yang sedikit “nyeleneh” Urban Dictionary, dijelaskan bahwa “solutional” adalah “to offer up solutions that bend the bounds of law but do not necessarily break them” (mengikhtiarkan solusi yang sedikit melanggar aturan, namun tak sepenuhnya melawan undang-undang) seperti dicontohkan dalam kalimat “Riding on the berm during a traffic jam would be "getting solutional” (mengendarai motor di jalur hijau pada saat kemacetan lalulintas, bersifat solusional).
Lantas, mengapa saya sangat berkeberatan kita menggunakan istilah “solutif” di atas? Cobalah kita cari rujukan kata “solutive” dalam bahasa Inggris dan permaknaannya.
Solutive termasuk kata yang obsolete (usang) dan bermakna “tending to produce relaxation (as of the bowels): laxative” atau secara bebas dapat saya sadur dengan: bersifat memperlancar buang air besar.
Kata “laxative” di atas secara gamblang menunjukkan bahwa kata “solutive” hanya dipakai untuk urusan memberi solusi pada orang yang susah buang air besar alias konstipasi. Dalam bahasa Belanda juga ada istilah usang ini yaitu “solutief” yang didefinisikan dengan “laxeerend” (bersifat pencahar/memperlancar buang air besar).
Jadi, diserap dari bahasa Inggris ataupun Belanda, kata “solutif” ini sungguh sudah salah jalan. Masakan jawaban Jokowi pada debat calon presiden membuat kita semua kepingin buang air besar (kalau dibaca pada konteks judul di atas).
Jadi, saran saya, segera stop menggunakan istilah “solutif” yang ngawur ini dan kalau perlu bisa kita pakai istilah “solusional” yang benar. Harus dicamkan bahwa tidak semua kata benda bisa “seenaknya” dijadikan kata sifat dengan diberi “if” ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H