Dalam terminologi bahasa ada istilah ‘false friend’. Dia merujuk kepada sepasang kata ’kembar’ dari dua bahasa yang berlainan tetapi berbeda makna. Contoh yang paling mudah Anda bayangkan adalah sepasang kata dari bahasa Inggris dan Indonesia seperti berikut ini: air, ember, gait, tape. Keempat kata ini dalam bahasa Indonesia tentu sudah Anda pahami maknanya, namun dalam bahasa Inggris mempunyai makna yang sangat berbeda yaitu air = udara, ember = warna jingga, gait = gaya berjalan, tape = pita.
Ini memang yang membedakannya dengan cognate karena istilah ini merujuk kepada dua kata kembar dari dua bahasa yang berbeda dan mempunyai makna yang persis sama. Contoh dari cognate misalnya kata sharif (bahasa Arab), xerife (bahasa Portugis) dan sheriff (bahasa Inggris).
False friend ini tentu dapat mengecoh dan menimbulkan kelucuan kalau diwacanakan antara dua orang yang mempunyai bahasa yang berbeda. Bahkan diantara bahasa daerah di Indonesia pun kata kembaran ini bisa mempunyai makna yang sangat berbeda. Bilamana kita mengatakan ’kenyang’ di Bali maka akan dimaknai dengan ’ereksi’ di sana. Bila kita mengatakan ’lurah’ di Padang maka akan dimaknai dengan ’ngarai’, bila kita mengatakan ’tulang’ kepada orang Batak maka akan dimaknai dengan ’paman’. Antara dua bahasa serumpun Indonesia dan Malaysia pun diwarnai dengan banyak false friend ini seperti ’butuh’ (Malaysia = alat kelamin pria), ’banci’ (Malaysia = sensus), ’seronok’ (Malaysia = menyenangkan), ’baja’ (Malaysia = pupuk).
[caption id="attachment_183806" align="aligncenter" width="600" caption="(ilust Wikipedia.com)"][/caption]
Contoh false friend yang pasti akan membuat kita tersenyum lebar adalah penggunaan kata ’die’ dalam bahasa Belanda dan Inggris. Dalam bahasa Inggris ’die’ bermakna ’mati’ sedangkan dalam bahasa Belanda ’die’ bermakna ’yang itu’. Jadi kalau Anda melihat gambar reklame susu bubuk Nutricia yang berbunyi ’Mama, Die, Die, Die....’ mungkin asosiasi Anda akan tergiring dengan makna ’Mama, Matilah, Matilah, Matilah...’. Padahal iklan yang terpampang di Belanda ini bermakna ’Mama, Yang Itu, Yang Itu, Yang Itu ...’
Antara bahasa Inggris dan Spanyol juga bisa dijumpai false friend ini. Misalkan kata ’constipation’ (bahasa Inggris = sembelit) dengan ’constipacion’ (bahasa Spanyol = flu), ’bizarre’ (bahasa Inggris = aneh) dengan ’bizarro’ (bahasa Spanyol = berani), ’embarrassed’ (bahasa Inggris = malu) dengan ’embarazada’ (bahasa Spanyol = hamil). Kata ’gift’ dalam bahasa Inggris artinya ’hadiah’ sedangkan dalam bahasa Jerman artinya ’racun’. Dalam bahasa Inggris ’rare’ artinya ’jarang’ atau ’langka’ sedangkan dalam bahasa Belanda ’rare’ artinya ’sinting atau eksentrik’. Kata ’ordinary’ dalam bahasa Inggris bermakna ’umum’ sedangkan dalam bahasa Belanda ’ordinair’ bermakna ’vulgar’. Demikian pun dalam bahasa Portugis ’ordinario’ bermakna ’kasar atau vulgar’. Jadi kalau orang Portugis berkata ’Seu ordinario’ itu bermakna ’kamu orang vulgar’ bukan ’kamu orang biasa’.
Jadi dalam hal bahasa pun harap Anda selalu waspada terhadap sahabat semu alias false friend. Salah-salah kalau Anda kurang berhati-hati, bisa jadi bahan tertawaan lawan bicara Anda atau malahan kena bogem mentah karena kata itu masuk kategori offensive (menghina atau melecehkan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H