Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pilot Memakai Palu untuk Mendobrak Pintu Kokpit?

28 Maret 2015   13:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:52 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14275296152105543406

Pagi ini, saya membaca berita headline di koran Kompas berjudul “Kecelakaan Germanwings – Polisi Khusus Cari Kotak Hitam Kedua” dan pandangan mata saya terhenti pada kalimat “Menurut media Jerman, dalam upaya meminta pintu kokpit dibuka, pilot bahkan menggunakan palu untuk mendobrak.” Kiranya kita semua sudah mengikuti berita tentang kecelakaan pesawat Germanwings, di mana dari rekaman suara black box terungkap bahwa co-pilot sengaja bunuh diri dengan menabrakkan pesawat ke Gunung Alpen. Disimpulkan di situ, kapten pilot meninggalkan kokpit (mungkin untuk ke toilet) dan co-pilot tinggal sendirian di kokpit. Saat pilot kembali untuk masuk ke kokpit, ternyata pintu kokpit dikunci dari dalam. Berbagai upaya, mulai dari mengetuk pelan sampai dengan menggedor-gedor, untuk dibukakan pintu, tak dihiraukan oleh co-pilot itu, sementara pesawat terus menurun ketinggiannya.

Pada saat kritis ini, diberitakan pada berbagai media online berbahasa Inggris “the pilot used an axe to try to break down the door”. Karenanya, saya tertegun waktu membaca Kompas menerjemahkannya dengan “pilot bahkan menggunakan palu untuk mendobrak”. Mungkinkah wartawan penerjemah tak tahu makna dari “an axe”? Sepertinya very unlikely. Ataukah, dia tahu makna an axe adalah “kapak”, namun mengambil kesimpulan sendiri bahwa kapak tak mungkin berada di dalam kabin pesawat, lantas menggantikannya dengan kata “palu”? Saya mempunyai hipotesa sendiri menyangkut hal ini. Pada media online Inggris “The Guardian” terbaca kalimat sebagai berikut: “For eight minutes, during which the cockpit voice recorder revealed Lubitz said nothing but was breathing normally, the 27-year-old ignored captain Patrick Sonderheimer hammering on the cockpit door and did not respond to increasingly urgent radio calls from air traffic controllers and nearby aircraft.” Perhatikan kata “hammering” pada kalimat di atas. Mungkin dari sinilah, timbul kesalahan interpretasi, seolah-olah ada benda “hammer” (palu) di sini. Padahal, hammering on the cockpit door adalah suatu idiom yang maknanya adalah “menggedor-gedor pintu kokpit”, dan sama sekali tak ada hubungannya dengan “hammer” yang bermakna “palu”.

Menerjemahkan ataupun menyadur dari bahasa Inggris memang bukan masalah yang mudah. Namun ada satu pegangan yang dijadikan andalan ampuh untuk meminimalkan kesalahan sadur, yaitu dengan selalu menguji hasil terjemahan kita apakah dia masuk akal (make sense). Bilamana kurang masuk akal, sangat besar kemungkinan kita sudah keliru menerjemahkannya. Misalnya, pada konteks terjemahan di atas. Kita secara logika dapat bertanya (dalam hati), mungkinkah ada “palu” di dalam pesawat? Jawabannya tentu sangat tidak mungkin. Bagaimana dengan “kapak”? Pada bangunan untuk publik dan transportasi darat dan laut, memang disediakan kapak untuk memecahkan jendela kaca kotak emergency kit. Saya berasumsi di dalam kabin pesawat pun ada kotak emergency kit (alat darurat) sehingga untuk memecahkan jendela kaca kotak ini tentu diperlukan “kapak”. Ini sekadar ulasan kecil saya tentang terjemahan yang salah kaprah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun