[caption id="attachment_151386" align="aligncenter" width="640" caption="Sarang burung (ilust Wikipedia.com)"][/caption]
Hanya orang berkantong tebal yang mampu mendapat kesempatan untuk mencicipi makanan mewah ini, karena harganya memang selangit. Secawan sup sarang burung bisa mencapai harga satu juta rupiah. Kaviar (telur ikan Sturgeon) dapat mencapai harga antara 70 sampai 140 juta rupiah per kilogram tergantung dari cita rasa, ukuran, kekenyalan dan warnanya. Demikian pula harga yang tak terjangkau dari sirip ikan hiu dan teripang (sea cucumber). Harga yang fantastis ini tidak selalu karena sulitnya dan langkanya bahan makanan ini didapat, namun budaya dan peradaban manusia lah yang membuat makanan ini menjadi ’santapan dewa’.
[caption id="attachment_151388" align="aligncenter" width="545" caption="caviar (telur ikan sturgeon)"][/caption]
Makanan yang masuk kelas wahid kuliner (gourmet dan haute cuisine) ini diperoleh dari roe (kumpulan telur) ikan sturgeon yang diproses dengan penggaraman. Ikan ini aslinya hidup di laut Kaspia dan Laut Hitam yang berbatasan dengan negara Iran, Kazakhstan, Russia, Turkmenistan dan Azerbaijan. Sesuai dengan negara yang memproduksinya, caviar ini ada empat tipe yaitu beluga, sterlet, ossetra dan sevruga. Beluga berukuran paling besar (sebesar kacang polong) dan berwarna abu keperakan sampai hitam, sedangkan sevruga berukuran paling kecil. Kaviar ini mudah hancur, karenanya harus disimpan dalam lemari es dan baru dikeluarkan kalau akan dikonsumsi.
Cara pemijahan (pengambilan telur) ikan Sturgeon ini secara tradisional adalah dengan cara diketok kepalanya (clubbing its head). Dengan kemajuan zaman dan meningkatnya permintaan pasar, telur ikan (roe) ini diambil dengan cara operasi Caesar. Perut ikan ini dibedah, diambil telurnya kemudian dijahit kembali, dengan harapan ikan ini akan terus bisa menghasilkan telur. Di Rusia hidangan kaviar yang mahal ini merupakan tradisi pada pesta pernikahan dan upacara lain dengan menyajikan black caviar (dari roe ikan Sturgeon) dan red caviar (dari roe ikan Salmon).
Sarang burung
Sarang burung (bird’s nest) ini dihasilkan dari liur burung walet (swift) dan sudah menjadi makanan mewah di negara China semenjak 400 tahun silam. Sarang burung yang menyerupai agar-agar ini biasanya dijadikan sup dalam kuliner China dan dipercaya mempunyai khasiat membantu pencernaan, meningkatkan libido, membuat merdu suara, menyembuhkan asma, meningkatkan konsentrasi pikiran dan menguatkan kekebalan tubuh. Hong Kong dan AS merupakan pengimpor sarang burung terbesar di dunia. Untuk sarang burung putih bernilai 2.000 dollar per kilogram, sedangkan sarang burung merah mencapai 10.000 dollar per kilogram. Dahulu kala sarang burung ini dipanen dari gua-gua di tebing yang curam. Sekarang sarang burung ini ’diternakkan’ dengan bangunan ruko bertingkat yang menjamur di kota-kota di Sumatera dan Kalimantan. Konon omzet ekspor sarang burung ini mencapai seperempat dari nilai industri perikanan di tanah air kita. Saya yang pernah mencicipi sarang burung ini tak merasakan keistimewaan dari cita rasanya (mirip makan agar-agar), namun legenda kemustajaban makanan ini membuat dia bernilai lebih mahal daripada emas.
Sirip ikan hiu
Sirip ikan hiu juga merupakan hidangan mewah di tradisi China. Biasanya juga dihidangkan sebagai sup, meskipun dari penuturan mereka yang sudah pernah mencobanya sirip ikan hiu ini tidak ada rasanya. Namun manfaat yang dipercaya setelah makan sirip ikan hiu ini adalah meningkatkan gairah seks, menghaluskan kulit, mencegah penyakit jantung dan menurunkan kolesterol.
Salah satu hidangan sup sirip ikan hiu yang dikenal lezat bernama fó tià o qiáng yang bermakna ’budha lompat pagar’. Konon di zaman dinasti Qing ada seorang cendekiawan pengelana yang selalu membawa bekal yang diawetkan. Setiap kali dia akan makan, bekal itu dipanaskan di dalam cawan tanah liat. Bau yang mengundang selera itu membuat pendeta Buddha yang seharusnya berpantang makan daging terbit air liurnya. Dengan diam-diam mereka melompat pagar tembok kuil untuk ikut mencicipi sup ini. Dan sup ini pun dinamai dengan ’budha lompat pagar’.
Makanan yang terbuat dari binatang laut yang menyerupai timun ini (dinamakan sea cucumber) memang masuk dalam kelas kuliner yang mewah dan terbanyak menjadi hidangan masakan China. Rasanya juga hambar dan kenyal, namun dipercaya mempunyai manfaat menjaga kesehatan tubuh. Di Malaysia dia dinamakan ’gamat’. Pemasaran teripang ini diperkirakan menghasilkan 60 juta dollar per tahunnya.
Melihat begitu mahalnya bahan makanan di atas, mungkin Anda boleh menjajaki untuk memasuki bisnis makanan para dewa ini yang dijamin akan membuat Anda kaya raya bila sukses mengembangkannya.
