Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mengapa Wanita (Harus) Berdandan?

31 Januari 2015   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:01 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Pertanyaan usil ini saya lemparkan di status Facebook dan ternyata harus saya rephrase (susun ulang) beberapa kali, karena jawabannya (responsnya) tak sesuai dengan yang saya maksudkan. Pertanyaan iseng ini saya tuliskan pada saat saya melihat istri sedang berdandan di depan cermin meja rias (sesuatu yang sangat rutin dikerjakan setiap hari oleh semua wanita di dunia). Pertanyaan ini memang kental beraroma chauvinistic, karena saya membenturkan “budaya lelaki” dan “budaya perempuan”. Namun, karena saya sekadar ingin berdiskusi ringan-ringan saya, maka saya pikir tak ada salahnya untuk diteruskan.

Sehabis mandi, lelaki cukup menyisir rambutnya dan siap untuk berangkat keluar rumah. Ada yang sebelum menyisir rambutnya, membubuhkan sedikit minyak rambut (pomade), but that’s all. Sebaliknya dengan wanita, ada hukum yang tidak tertulis yang mengatakan, bahwa wajahnya harus dipoles dengan foundation lalu diberi bedak, alisnya harus diberi eyeliner, kelopak matanya diberi eye shadow dan bulu mata palsu, pipinya disaput rouge (perona pipi), bibirnya dipoles dengan lipstick. Ini belum termasuk cleansing cream, night cream, nail polish (kuteks), moisturizer, bleaching (pemutih kulit) yang dipakai selama di dalam rumah.

Saya jadi membayangkan, apa yang bakal terjadi kalau wanita di seluruh dunia mogok menggunakan makeup ini. Artinya, pergi keluar rumah dengan wajah polos seperti para pria. Saya masih ingat betapa paniknya istri ketika pergi keluar rumah dan di dalam mobil baru teringat lupa memakai lipstick. Seperti saya sebutkan di atas, pertanyaan “Mengapa Wanita Harus Berdandan?” harus saya rephrase beberapa kali, karena jawabannya belum memuaskan (dalam sudut pandang saya sebagai lelaki). Anyway, jawaban-jawaban itu tetap menarik dan membuat saya tertawa. Ada yang menjawab bahwa itu sudah genetik. Ada yang menjawab, kalau tidak dandan nanti disangka tidak care sama diri sendiri (jadi kesimpulannya ‘lelaki tidak care pada diri sendiri), ada lagi yang menjawab ‘karena wanita ingin dicintai”, ada lagi “perlu berdandan karena seharian bergelut dengan dandang nasi dan kuali”. Dan ada pula yang menjawab, kalau tidak berdandan dikira belum mandi (ini yang paling humoris). Jawaban yang saya terima mayoritas dari kaum hawa.

Ada yang mengatakan bahwa wanita sudah diekspoitasi oleh industri kosmetik dan farmasi, karena semakin lama semakin banyak produk kecantikan yang disandangkan pada wanita (tentu dengan harga yang tidak murah). Produk kecantikan untuk lelaki memang juga ada, misalnya cleanser pembersih wajah, namun pria konsumennya relatif sedikit dan masuk kategori pria pesolek. Menyalahkan industri kosmetik sebagai biang keterikatan wanita untuk berdandan rasanya tidak fair juga, karena di zaman Cleopatra pun sudah dibudayakan wanita harus berdandan. Waktu saya masih bujangan dulu, di antara teman-teman lelaki sering berdiskusi bahwa kalau ingin mengetahui wanita itu cantik alami, maka temuilah dia pada pagi-pagi sekali sesaat baru bangun tidur. Di situ wajahnya masih asli belum disentuh oleh makeup. Kalau dipikir-pikir, kata makup itu sendiri sudah menyiratkan bahwa dia “merekayasa supaya nampak lebih indah daripada aslinya”.

Tapi omong-omong soal pertanyaan konyol “Mengapa Wanita Harus Berdandan” saya pikir saya punya jawabannya ditinjau dari sudut antropologi. Cobalah kita cermati dunia fauna (satwa) pada jantan dan betina mana yang lebih keren (glamor). Jawabnya yang lebih keren adalah pada satwa yang jantan, misalnya saja pada ayam, burung merak, burung cendrawasih, singa, dan sebagainya. Mungkin fenomena ini berlaku juga pada spesies manusia. Manusia jantan memang sudah keren dari sononya, sehingga tak perlu didandan, sedangkan manusia betina sebetulnya kurang keren, karenanya mutlak perlu didandani untuk mengimbangi ketampanan si Arjuna. Kalau Anda punya hipotesa lainnya untuk menjawab pertanyaan “Mengapa Wanita Berdandan” dengan tangan terbuka dompet tertutup akan disambut. Salam canda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun