Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Sehabis Menyengat, Lebah Madu Mati?

13 Desember 2012   07:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:45 3786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355385044277096528

[caption id="attachment_221440" align="aligncenter" width="591" caption="lebah madu setelah menyengat (ilust theblaze.com)"][/caption]

Lebah madu (honeybee) sebetulnya jarang menyengat, namun bila sarangnya terancam, maka secara instingtif dia akan mempertahankan ‘tanah air’nya secara total dengan menyengat pengusiknya. Saya katakan total, sebab sesaat setelah menancapkan sengatnya pada si pengganggu, lebah madu ini akan mati.Mengapa gara-gara menyengat dia bisa mati?

Jawabnya, karena setelah menyengat, dia tidak hanya meninggalkan sengatnya pada kulit kita, tetapi juga sebagian dari saluran pencernaan (digestive tract), otot dan syarafnya tercerabut dari tubuhnya. Kerusakan usus yang masif inilah yang menyebabkan lebah tersebut mati (lihat pada foto). Mekanisme mempertahankan diri dari predator (pemangsa) dengan mengamputasi sebagian dari tubuhnya ini dinamakan dengan ‘autotomy’ (perhatikan pengejaannya bukan autonomy). Ada sejumlah satwa yang memiliki kemampuan autotomy diantaranya cicak, tokek, kadal, salamander, gurita (octopus), kepiting, lobster, dan laba-laba.

Yang sudah sering kita lihat fenomena autotomy ini adalah pada cicak. Bila dia akan diterkam oleh pemangsa lain, maka ekornya akan terlepas dari tubuhnya dan akan menggeliat-geliat beberapa saat untuk mengelabui pemangsanya. Cicak itu sendiri dapat lari menyelamatkan diri dengan aman. Ekor yang buntung itu akan tumbuh kembali (mengalami regenerasi) setelah beberapa minggu kemudian. Ekor yang baru ini biasanya mempunyai warna yang lebih pucat dibandingkan dengan warna tubuh asli si cicak.

Satwa lain yang mampu melakukan autotomy adalah gurita (octopus). Dia akan mengamputasi sendiri salah satu ‘belalai’nya bila terancam bahaya atau pada saat kawin (bereproduksi). Salah satu tentakel (‘belalai’) gurita jantan untuk membuahi akan terputus dan tertinggal pada tubuh gurita betina. Tidak menjadi soal bagi sang gurita jantan, karena dalam beberapa minggu kemudian akan tumbuh tentakel baru. Demikian pula kalau kita melihat laba-laba yang kakinya buntung satu atau dua, tak perlu kita merasa iba, sebab kaki ini akan tumbuh kembali seperti semula.

Yang menarik adalah kemampuan autotomy dari kepiting dan lobster. Di kawasan Florida, Texas, Meksiko, Bahama, ada kepiting yang diberi nama stone crab (kepiting batu). Daging capitnya (claw) merupakan kuliner yang lezat. Oleh karenanya, kepiting batu ini oleh nelayan cukup diambil kedua capitnya dan kemudian dikembalikan ke air laut. Dalam beberapa minggu, capit ini akan tumbuh kembali seperti sedia kala. Panen capit kepiting batu Florida ini dilegalkan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Mei.

Autotomy di dunia margasatwa memang sangat unik dan mengagumkan. Tapi nasib dari hewan-hewan ini tak sama, seperti halnya pada lebah madu. Alih-alih mengalami regenerasi, dia malah tewas gara-gara menancapkan sengatnya pada manusia yang ingin memanen madunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun