Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencoba Ketupat Bengkulu

30 November 2009   04:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:08 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_31325" align="alignleft" width="294" caption="Hotel Bencoolen Singapura"][/caption]

Anda pernah merasakan ketupat bengkulu ? Mau coba ? Jangan buru-buru mengatakan iya. Sebab ’ketupat bengkulu’ berarti jotosan atau bogem mentah! Bengkulu yang didirikan oleh Inggris pada tahun 1685 dahulunya bernama Bencoolen. Salah satu letnan gubernur Bencoolen yang amat terkemuka adalah Sir Stamford Raffles yang memerintah dari tahun 1818 sampai 1823. Dibawah pemerintahannya, dia bersama seorang botanist bernama Joseph Arnold menemukan bunga terbesar di dunia di sungai Manna, yang kemudian diberi nama Rafflesia Arnoldii. Bunga unik ini sekarang menjadi lambang propinsi Bengkulu. Meskipun dari semula menganggap sebagai wilayah yang kurang menguntungkan dari sisi perdagangan, Inggris sempat bercokol disitu selama 150 tahun sebelum akhirnya menyerahkannya kepada Belanda pada tahun 1824 dan berpindah ke Singapura. Yang menarik ternyata di Singapura ada hotel bertaraf internasional yang bernama Hotel Bencoolen yang berada di jantung kota.

Nama Jambi diambil dari bahasa Jawa jambe yang berarti pinang. Menurut cerita sejarahnya salah satu putra raja yang bernama Orang Kayo Hitam berkeinginan untuk memperluas wilayah kerajaan ayahnya dan menyusurilah dia sepanjang sungai Batanghari berhari-hari. Ketika akhirnya dia menemukan wilayah yang sesuai dengan amanah ayahnya, dibangunlah kerajaan baru disitu dengan nama ’Tanah Pilih’. Pada masa itu banyak bertumbuhan pohon pinang sepanjang aliran sungai Batanghari,sehingga dari sinilah nama Jambi terukir.

Anda mungkin ingin tahu juga dari mana kata Borneo (Kalimantan) dan Celebes (Sulawesi) berasal. Borneo yang istilahnya masih dipakai untuk menyebutkan ’kayu borneo’ berasal dari bahasa Portugis yang ’salah mengeja’ kata Brunei, ibukota kepulauan ini pada saat ditemukan oleh bangsa Eropa pada abad ke 16. Sedangkan kata Kalimantan berasal dari gabungan kata Sansekerta kaliman (artinya ’hitam’) dan kata Melayu tanah. Kata Celebes konon berasal dari kata Portugis Os Célebres (Sang Tersohor) untuk menggambarkan pantai timur laut pulau ini yang terkenal dengan ombaknya yang ganas. Sedangkan kata Sulawesi merupakan gabungan dari kata sula (tombak) dan wesi (besi), yaitu senjata tradisional disana. Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menduduki Sulawesi pada tahun 1512 dan diikuti bangsa Eropa lainnya termasuk Belanda.

[caption id="attachment_31326" align="alignright" width="300" caption="antimacassar"][/caption]

Ada satu kata menarik yang bahkan sudah menjadi kosakata bahasa Inggris yaitu antimacassar. Antimacassar adalah kain kecil yang diletakkan pada sandaran kepala atau sandaran tangan kursi untuk mencegah kotornya kain pelapis kursi itu. Kata ini lahir pada awal abad ke 19 di Inggris dimana pemakaian ’minyak rambut’ yang disebutnya macassar oil menjadi trend di kalangan masyarakat elit. Agar supaya minyak rambut ini tidak mengotori sandaran kepala dan tangan,maka ibu-ibu disana merenda kain penutup bagian itu. Disebutnya macassar oil tentunya karena bahan baku minyak kelapa ditambah minyak wewangian lainnya berasal dari Makasar. Antimacassar di dunia modern ini juga dipasang di tempat duduk penumpang kereta-api,bis ataupun pesawat terbang.

Kata Makasar sendiri secara etimologi berasal dari kata mangkasarak yang mengandung arti memiliki sifat besar (mulia) dan berterus terang (jujur). Sesuai dengan namanya, orang Makasar memiliki sifat atau karakter yang mulia, tegas dan berterus terang . Sebagaimana di bibir begitu pula di hatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun