Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Salah Kaprah Penyebutan Istilah "Parcel"

18 Desember 2015   16:38 Diperbarui: 4 April 2017   17:23 4254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - parsel (Kompas.com)

Menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru sudah menjadi tradisi berpuluh tahun kita mengirim dan menerima bingkisan yang lebih terkenal dengan sebutan “parcel”. Demikian pula pada momen hari raya Idul Fitri, semua sibuk mengirimkan parcel kepada para relasi dan handai tolan. Ujud dari parcel ini sangat spesifik yaitu keranjang dari rotan atau plastik dan diisi dengan makanan dan minuman kemasan, barang pecah-belah, dan kadang-kadang barang kosmetika, kemudian dibungkus dengan plastik bening/tembus pandang dan diberi pita warna-warni yang cantik. Semua barang-barang ini disusun secara artistik dan estetik dan membuat sukacita mata yang memandangnya.

Pertanyaan yang mungkin belum pernah dikemukakan selama ini, sudah benarkah kita menggunakan istilah “parcel” ini? Ini adalah kata bahasa Inggris, sehingga kalau kita ingin mengujinya, sudah barang tentu kita seyogianya merujuk kepada kamus bahasa Inggris. Pada semua kamus Inggris, kata “parcel” diberi definisi sebagai “something wrapped up, package” (artinya: sesuatu yang dibungkus, paket).

Jadi, barang yang kita bungkus/kemas dengan kertas dan biasanya untuk dikirim kepada seseorang di luar kota melalui jasa kurir/kantor pos itulah yang disebut dengan “parcel”. Dalam bahasa Belanda disebut dengan pakje, pakket atau bundel. Kata parcel sama sekali tidak merujuk pada bingkisan keranjang yang berisi aneka ragam makanan dan minuman yang disusun indah sebagai kado pada perayaan besar keagamaan. Jadi, selama ini kita sudah salah kaprah menggunakan istilah Inggris ini.

Lantas, apakah istilah yang lazim dipakai di sana untuk merujuk bingkisan sebagaimana kita maksudkan? Di sana, mereka menyebutnya dengan gift basket (gift = hadiah, basket = keranjang). Selain disebut sebagai gift basket, bingkisan ini disebut juga dengan hamper. Jadi, untuk bingkisan Natal mereka menyebutnya dengan Christmas hamper. Memang benar, khususnya di Amerika Serikat, kata hamper juga dipakai untuk merujuk pada “keranjang untuk pakaian kotor yang akan dicuci”.

Lalu, kalau kita sudah telanjur menggunakan istilah yang keliru dengan “parcel” bagaimana kita bersikap sebaiknya? Yang terbaik tentunya mengubah sebutan dengan istilah yang benar yaitu “gift basket” atau “hamper”. Kalau tidak mungkin lagi, ya apa boleh buat kita tetap memakai istilah Inggris yang rancu, namun sebaiknya kita pakai saja istilah Indonesia yaitu “bingkisan Natal” atau “bingkisan Lebaran”. Yang perlu menjadi perhatian kita semua, apabila kita berada di Inggris, Amerika atau Kanada jangan sampai menggunakan kata “parcel” untuk merujuk kepada bingkisan Natal ini. Mereka akan mengira kita akan mengirim paket kepada seseorang di luar kota/ di luar negeri, sehingga maksud yang kita kemukakan tidak akan nyambung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun