Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apakah Istilah "3 in 1" dalam Bahasa Inggris?

9 Juli 2015   14:47 Diperbarui: 9 Juli 2015   15:54 2694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puluhan Joki 3 in 1 di dekat Graha Mandiri, Jakarta Pusat, sedang menunggu kendaraan pribadi di yang menuju Jalan Sudirman (Kompas.com/IMANUEL MORE GHALE).

Pagi ini, saya mendapat kliping berita online (screenshot) menarik dari anak saya yang bermukim di Kanada. Judul berita ini adalah “Police charge Toronto driver who drove in HOV lanes with mannequins” dan di situ ada foto dua manekin yang didudukkan di kursi mobil (lihat gambar terlampir). Kalau diterjemahkan judul di atas, kira-kira berbunyi sebagai berikut: “Polisi menilang pengendara di kota Toronto yang mengendara mobil berisi manekin di jalan HOV”. Istilah “HOV lane” inilah yang menarik perhatian saya. Ternyata “HOV lane” adalah “Jalan 3 in 1” dalam istilah bahasa kita.

“HOV lane” adalah singkatan dari “High-occupancy Vehicle lane” yang kurang lebih bermakna “jalan yang padat kendaraan” dan karenanya dibuat peraturan bahwa untuk memasuki kawasan jalan tersebut dipersyaratkan mobil berisi minimal 3 orang. Selain sebutan “HOV lane” dikenal juga istilah lain, seperti “Carpool lane”, “Diamond lane”, “Transit lane” atau T3 lane (khusus di Australia dan Selandia Baru). Istilah “carpool” mengandung pengertian “naik mobil bareng” biasanya dengan tetangga dekat rumah yang mempunyai tujuan tempat yang sama. Dengan pemberlakuan HOV lane, sama seperti “3 in 1”, diharapkan lalulintas di jalan ini terhindar dari kemacetan yang parah.

Yang membuat saya tersenyum geli adalah cerita si pengendara mobil yang mencoba mengelabui polisi dengan menaruh dua boneka manekin di dalam mobilnya. Rupanya dia sedang bernasib sial, karena tipu-dayanya ketahuan polisi dan ditilang. Pelanggaran seperti ini bisa kena denda sekitar 85 dollar Kanada. Lumayan mahal juga dendanya. Saya lantas membandingkan dengan akal-akalan orang Indonesia untuk memasuki kawasan “3 in 1” ini. Ternyata orang Indonesia lebih cerdik dan lebih kreatif. Maka lahirlah joki 3 in 1 yang berjajar di mulut jalan “3 in 1” menawarkan jasanya dengan ongkos yang murah. Coba dibandingkan dengan supir Kanada di atas yang membawa boneka manekin. Beli boneka manekin saja sudah berapa harganya? Belum lagi risiko kalau ketahuan. Sedangkan orang Indonesia yang membawa joki “3 in 1” jelas tidak bisa ditilang polisi. Lha, wong di dalam mobilnya ada tiga orang yang nyata-nyata hidup, mau apa lagi pak polisinya.

HOV lane pertama kali diprakarsai di AS pada awal 1980-an, sedangkan di Kanada sekitar awal tahun 1990. Di Eropa, tak begitu banyak “jalan 3 in 1” ini, dan menurut catatan tahun 1993 pernah dibuat HOV lane di Amsterdam, Belanda. Lantas menyusul di kota Madrid, Spanyol dan di kota Leeds, Inggris, kota Linz, Austria dan kota Stockholm, Swedia. Di Australia dan Selandia Baru, jalan “3 in 1” ini dikenal dengan nama “Transit Lane T3”. Ya, tulisan ini sekadar untuk menambah wawasan kita disebut apakah jalan “3 in 1” ini di negara-negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun