Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Ciluk Ba" Dalam Beragam Budaya dan Bahasa

1 Februari 2014   17:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:15 4234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu bentuk komunikasi yang paling awal pada bayi adalah permainan “ciluk ba” di mana sang ibu atau ayah menutup wajahnya dengan tangan sambil berkata “ciluuuk” (suara yang dipanjangkan) dan diikuti dengan membuka tutupan wajah sambil berseru “bah!”. Dan bayi pun akan tertawa riang dengan permainan ini. Permainan pada bayi ini ada pada semua bangsa di dunia, meskipun dengan cara artikulasi yang berbeda-beda.

Di negara yang berbahasa Inggris dia dinamai dengan peek-a-boo. Sama seperti “ciluk ba” kata untuk “mengudang” bayi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu diawali dengan “peek-a” dan diakhiri dengan “boo”. Khusus untuk negara Inggris Raya dia diucapkan dengan peep bo. Kadangkala dipakai juga kata “peep eye” (secara kebetulan peep bermakna “intip” dan eye bermakna “lihat”).

Di negeri China, ciluk ba diawali dengan dengan kata niao (suara vokalnya bisa diucapkan panjang untuk menarik perhatian sang bayi) dan diakhiri dengan kata jia, dan diulangi berkali-kali. Di negeri Jepang cara ciluk ba ini, diawali dengan kata inai, inai dan diakhiri dengan ba! (aksara Jepang: いない、いない、ばぁ!).Di negara Korea dia dinamai dengan gock um.

Dalam bahasa Belanda dia dinamakan dengan kiekeboe (kebetulan kijk maknanya “lihat”), diawali dengan kieke dan diakhiri dengan boe! Dalam bahasa Spanyol dilafalkan dengan Aqui ta! (yang merupakan pemendekan dari frasa Aqui esta yang artinya “ini dia”). Di Negara Swedia dia diawali dengan kata Var är Pappa atau Var är Momma (Mana papa/Mana mama) dan diakhiri dengan Tittut. Sama juga seperti di Negara Jerman diawali dengan Wo ist die Mama?/ Wo ist der Papa? (mana mama/mana papa) dan diakhiri dengan Kuckuck! Ini memang mirip dengan ciluk ba gaya Perancis yang dinamai dengan cou cou (seperti suara burung hantu ya).

Di Negara-negara Arab dia diawali dengan kata bee dan diakhiri dengan ayna, dalam bahasa Malayaman (salah satu bahasa daerah di India) dia diawali dengan olichu dan diakhiri dengan idha (entahlah apa maknanya). Yang terdengar lucu adalah bahasa Tagalog yang diucapkan dengan silip (kurang lebih artinya “intip”). Jadi kalau kita mengintip orang mandi dinamai juga dengan “silip”.

Ya, ini tulisan ringan belaka tentang beragam ungkapan bercanda ayah bunda kepada buah hati mereka yang masih bayi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun