Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hati-hati Bila Telapak Tangan Berpola 'Simian Line'

7 November 2012   08:36 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 148168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_215227" align="aligncenter" width="463" caption="simian line (ilust nlm.nhi.gov)"][/caption]

Perhatikan kedua telapak tangan Anda, maka akan terlihat garis-garis yang melintang dari arah ibu jari dan dari arah kelingking. Garis-garis ini tidak bertemu menjadi satu garis ‘lurus’, oleh karenanya pada umumnya telapak tangan kita mempunyai dua atau tiga garis tadi. Garis tangan ini sudah terbentuk pada bayi yang baru dilahirkan. Namun dalam persentase kecil, ada orang yang hanya mempunyai satu garis saja pada telapak tangannya dan kondisi ini disebut dengan ‘simian line’ atau 'simian crease' (lihat gambar). Kata ‘simian’ mengacu pada hewan monyet, karena memang pada semua keluarga kera didapati telapak tangannya hanya mempunyai satu garis saja.

Apakah makna bilamana kita memiliki ‘simian line’ ini? Dari segi kedokteran, bayi yang dilahirkan dengan Down syndrome hampir semuanya mempunyai ‘simian line’. Beberapa kelainan kromosomal lainnya, seperti Aarskog syndrome, Turner syndrome, Klinefelter syndrome, juga menunjukkan ciri khas ‘simian line’ ini. Ibu hamil yang terjangkit penyakit rubella (campak Jerman) pada tiga bulan pertama masa kehamilan, atau ibu hamil yang mengonsumsi alkohol, juga beresiko melahirkan bayi dengan kelainan kongenital yang diantaranya ditandai dengan ‘palmar crease’ (istilah lain dari ‘simian line’).

Simian line ini hanyalah satu dari gejala-gejala lain yang membawa dampak yang serius pada penyandangnya. Pada congenital rubella di atas, bayi akan mengalami ketulian, kornea mata yang keruh, berat badan yang rendah, kejang dan kemunduran mental. Namun orang dengan ‘simian line’ tak selalu mengindikasikan bahwa yang bersangkutan mempunyai cacat bawaan. Berdasarkan survei, 10 persen manusia mempunyai ‘simian line’ pada salah satu telapak tangannya, dan 5 persen dengan ‘simian line’ pada kedua telapak tangannya.

Yang cukup ‘mengerikan’ dari hasil kajian pada orang dengan ‘simian line’ ini adalah bahwa pecandu narkoba, pembunuh massal dan orang fanatik agama sama-sama mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki satu garis lurus pada telapak tangannya. Namun hal ini tidak menyimpulkan bahwa mereka dengan ‘simian line’ akan menjadi pelaku kriminal. Sejumlah orang ‘ternama’, seperti Tony Blair (mantan perdana menteri Inggris), Hillary Clinton (menteri luar negeri AS), Robert DeNiro (aktor) memiliki ‘simian line’. Yang menonjol dari mereka yang mempunyai simian line ini nampaknya adalah sifat ngotot (zealous), obsesif dan keras kepala (single-mindedness).

Pada salah satu kajian, disebutkan bahwa orang dengan ‘simian line’ cenderung untuk bersikap absolut (bersikap mutlak-mutlakan). Sifat ini membuat yang bersangkutan bersikap egois, ambisius dan pantang menyerah (driven). Hal semacam ini tentu bisa membawa kepada hal yang positif atau yang negatif. Dari kajian ini, simian line lebih sering dijumpai pada telapak tangan kiri dan dianggap ‘lebih aman’ dibandingkan bilamana dijumpai pada kedua belah telapak tangan. Ada peringatan yang masih belum dapat diuji keabsahannya yang mengatakan, apabila garis kepala (head line) yaitu garis dari arah jempol bertemu dengan garis jantung (heart line) yaitu garis dari arah kelingking, maka yang empunya ‘simian line’ ini rawan (susceptible) terkena sakit jantung. Silahkan mengecek telapak tangan Anda masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun