[caption id="attachment_167439" align="aligncenter" width="577" caption="(ilust nextspiller.blogspot.com)"][/caption]
Beberapa tahun berselang pernah timbul kegusaran kepada masyarakat di Malaysia yang suka menyebutkan orang Indonesia dengan ’Indon’. Sebenarnya kalau ditilik dari sudut bahasa semata, penyingkatan kata ’Indonesian’ dengan ’Indon’ ini lumrah saja. Banyak kata yang bersuku kata panjang disingkat orang untuk alasan kepraktisan, seperti ’condominium’ menjadi ’condo’, ’information’ menjadi ’info’, ’ammunition’ menjadi ’ammo’, ’combination’ menjadi ’combo’ dan sebagainya. Namun karena istilah ’Indon’ cenderung dipakai untuk menyebutkan TKI sebagai cibiran, maka akhirnya kata ini menjadi sebutan menghina yang dalam bahasa Inggris dinamakan dengan ’ethnic slur’. Contoh lain adalah penyebutan orang yang berasal dari negara Pakistan dengan ’Paki’. Kata ini sangat terasa menghina di telinga orang yang merasa dirinya ’Pakistani’ (orang Pakisan).
Beberapa dekade yang silam, cukup banyak orang di Indonesia yang merupakan keturunan dari perkawinan silang antara orang Belanda dan orang Indonesia. Mereka sering disebut dengan ’orang Indo’. Mungkin pada masa itu isu ethnic slur belum menonjol seperti sekarang, sehingga tidak ada yang memprotes, kendatipun tak enak didengar di telinga mereka. Yang menarik, penyebutan orang Belanda dengan ’hollander’ sesungguhnya disambut mereka dengan muka masam. Alasan mereka, ’holland’ tidak identik dengan ’Netherland’, karena Holland hanyalah nama sebagian wilayah/provinsi dari tujuh provinsi yang ada di negeri Belanda. Jadi istilah apa dalam bahasa Inggris yang pas untuk menyebut orang Belanda? Jawabannya, kita bisa mengatakan ’the Dutch’ atau ’the Netherland’. Pada masa Perang Dunia II, orang Jepang diberi julukan merendahkan ’Jap’ sebagai ganti sebutan resmi ’Japanese’.
Saya tertarik dengan penyebutan orang berdasarkan asal-usulnya, apakah itu asal negaranya, asal kotanya, atau asal sukunya dalam bahasa Inggris. Tentu saja penyebutan ini tak berkonotasi pelecehan. Saya mulai dengan penyebutan orang yang bermukim di kota-kota ternama di dunia. Orang yang bermukim di New York disebut dengan ’New Yorker, orang yang tinggal di London disebut dengan ’Londoner’. Tapi tak selalu kita memakai akhiran ‘er’ untuk merujuk kepada penghuni kota di dunia ini. Orang yang tinggal di kota Moscow disebut dengan ‘Muscovite’, penduduk kota Perth dengan ‘Perthite’, penduduk kota Seoul dengan ’Seoulite’ dan penduduk Tokyo dengan ‘Tokyoite’. Tapi berhati-hatilah, jangan keliru menyebut penduduk kota Paris dengan ‘Parisite’, karena yang benar adalah ‘Parisian’.
Penduduk kota Naples disebut dengan ‘Neapolitan’, penduduk kota Lyon disebut dengan ‘Lyonnais’ dan orang yang bermukim di kota Liverpool disebut dengan ‘Liverpudlian’. Yang unik penduduk Liverpool ini dijuluki juga dengan ‘Scouser’. Mereka yang tinggal di kota Nazareth disebut dengan ‘Nazarene’, yang tinggal di kota Damascus disebut dengan ‘Damascene’ dan penduduk kota Wina dengan nama ‘Viennese’. Orang Kanada selain dinamakan dengan ‘Canadian’, juga sering disebut dengan ‘Canuck’, orang Selandia Baru selain ‘New Zealander’ juga disebut dengan ‘Kiwi’, sedangkan orang Australia kerapkali dijuluki dengan ’Aussie’.
Apakah ada kaidah tertentu untuk penamaan orang dari wilayah tertentu di belahan bumi ini? Sepertinya tak ada yang berlaku mutlak. Untuk penduduk yang berasal dari negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan pada umumnya diberi akhiran ‘i’ pada nama negaranya. Jadi penduduk Kuwait disebut dengan ‘Kuwaiti’, penduduk Oman dengan ‘Omani’, penduduk Irak dengan ‘Iraqi’, penduduk Israel dengan ‘Israeli’, penduduk Pakistan dengan ‘Pakistani’, penduduk Bangladesh dengan ‘Bangladeshi’, penduduk Yaman dengan ‘Yemeni’, penduduk Qatar dengan ‘Qatari’ dan sebagainya.
Untuk penduduk yang nama negara asalnya berakhiran dengan huruf ‘a’ biasanya ditambah dengan imbuhan ‘n’, semisal ‘Indonesia’ dengan ‘Indonesian’, Korea dengan ‘Korean’, Austria dengan ‘Austrian’, Bulgaria dengan ‘Bulgarian’, Rusia dengan ‘Russian’, Syria dengan ‘Syrian’. Namun selalu ada pengecualian, misalnya penduduk negara Burma disebut dengan ‘Burmese’, dan orang ‘China’ disebut dengan ‘Chinese’.
Masih ada beberapa keunikan lagi dalam penyebutan nama penduduk berdasarkan asal negara atau kota. Orang Filipina disebut dengan ‘Filipino’ dan untuk penduduk asli mereka menyebut dirinya ‘pinoy’ (untuk pria) dan ‘pinay’ (untuk wanita). Penduduk negara Cyprus disebut dengan ‘Cypriot’, penduduk negara Peru disebut dengan ‘Peruvian’, orang Perancis disebut dengan ‘French’, orang Spanyol dengan ‘Spaniard’, orang Finlandia dengan ‘Finn’, orang Turki dengan ‘Turk’, orang Thailand dengan ‘Thai’, orang Swedia dengan ‘Swede’, dan orang Skotlandia dengan ‘Scots’ (ingat bukan ‘Scotch’, karena ‘Scotch’ ada jenis minuman keras).
Penamaan penduduk berdasarkan asal daerahnya ini dinamakan ‘demonym’ dan istilah ini pertama diciptakan (coined) oleh Paul Dickson, seorang editor pada kamus Merriam-Webster pada tahun 1997.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H