[caption id="attachment_86525" align="aligncenter" width="675" caption="Dari pirate sampai grim reaper (ilust noiri blogspot.com)"][/caption]
Anda tentu mengenal dengan jelas karakter-karakter perompak, perampok, pelawak dan pencabut nyawa yang sering dilukiskan pada setiap karikatur, kartun, komik di seluruh dunia. Tokoh-tokoh ini sudah mengalami proses yang dinamakan stereotyping, yaitu pencirian seseorang atau sesuatu dengan menggeneralisasi sehingga menjadi ‘legenda’. Meskipun stereotyping ini banyak ‘rancunya’ dan banyak ‘khayalannya’, dia sudah diterima oleh publik sebagai suatu fakta sejarah yang komikal.
Ambillah contoh tokoh perompak atau bajak laut (pirate, buccaneer). Dia selalu digambarkan sebagai pria macho dengan eye patch (penutup mata sebelah), hook (tangan palsu berbentuk kaitan), peg leg (kaki palsu berbentuk tongkat) yang ke semuanya diakibatkan karena cedera dalam pertempuran di lautan. Dan dilengkapi pula dengan bicorne hat (topi Napoleon), cutlass (parang besar) di tangan, earrings (anting bulat) dan tak ketinggalan parrot (burung betet) bertengger di pundaknya. Dan yang tidak pernah terlupakan dihiasi pula dengan jolly roger yaitu bendera hitam khas bajak laut yang bergambarkan skull and crossed bone (tengkorak dan tulang menyilang). Apakah segala aksesoris itu benar-benar pernah dipakai di zaman baheula? Penelusuran sejarah menunjukkan bahwa benda-benda ini pernah dipakai oleh para laskar di medan tempur. Eye patch misalnya menjadi trade mark Jenderal Israel Moshe Dayan. Peg leg juga terkenal disandang oleh François Leclerc, seorang privateer (bajak laut yang direstui negara) dan Peter Stuyvesant, penguasa di New Amsterdam (sekarang bernama New York).
[caption id="attachment_86597" align="aligncenter" width="558" caption="burglar and clown (ilust istockphoto.com)"]
Selanjutnya kita akan melihat stereotyping seorang pelawak atau badut (clown). Dia akan digambarkan sebagai tokoh yang memiliki auguste face (tampang rias badut) di mana di seputar mata dan mulut diberi makeup berwarna putih tebal, hidungnya dibubuhi red nose, rambutnya dipasang wig berwarna-warni, mengenakan footwear (sepatu) yang ektra besar dan busana yang kedodoran. Di dalam sirkus badut ini digambarkan sebagai orang gelandangan (hobo, tramp, atau bum). Sekali pun tidak lengkap mengenakan aksesoris clown, Charlie Chaplin adalah salah satu tokoh clown legendaris yang selalu dikenang orang dengan ciri khas toothbrush moustache (kumis Hitler) nya.
Dan last but not least adalah pencirian dari hantu pencabut nyawa. Dalam legenda barat dia dinamakan grim reaper (pemanen maut). Dia digambarkan sebagai mahluk mengerikan yang berwajah tengkorak mengenakan jubah dan kerudung hitam sambil mengacungkan scythe ( arit bertongkat yang panjang). Dengan scythe (baca: said) ini dia bersiap sedia untuk memanen nyawa manusia yang sedang menghadapi sakaratulmaut. Perlambangan ini sudah dibuat orang semenjak abad ke 15 dan meskipun dilukiskan dengan mengerikan, grim reaper ini bertugas untuk menghantarkan jiwa orang yang meninggal ke alam baka (final destination). Di dunia modern ini, grim reaper bisa melambangkan bermacam-macam bencana dan musibah di tangan pelukis karikatur dan kartun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H