Posting kali ini mungkin paling sedikit narasinya, tetapi mudah-mudahan masih memenuhi syarat minimal jumlah kata yang ditentukan oleh admin. Singkat kata, saya ingin mempertunjukkan (showcase) buah pena saya menggambar karikatur Ahok dan Abraham Samad. Sebagai pemula, menggambar karikatur Ahok benar-benar sangat sulit bagi saya. Berlembar-lembar kertas akhirnya masuk ke keranjang sampah karena hasilnya sama sekali tak mirip. Baru setelah ke sekian kalinya mencoba, akhirnya saya merasa paling tidak kemiripannya sudah mencapai 70 sampai 80 persen. Iseng-iseng saya mencari di Google, semua karikatur dari Ahok yang sudah dibuat oleh para karikaturis. Saya sampai pada kesimpulan, belum ada karikatur-karikatur tersebut yang menyerupai Ahok.
[caption id="attachment_312488" align="aligncenter" width="480" caption="(dok pribadi)"][/caption]
Menggambar karikatur Abraham Samad yang saya pilih juga karena belum ada karikaturnya yang menurut pandangan saya pas benar. Apakah karikatur yang saya buat lebih menyerupai, saya serahkan penilaian pada sahabat Kompasianers. Ada kepuasan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, apabila gambar karikatur yang saya buat berhasil “masuk”. Namun dengan segala kerendahan hati saya mengatakan bahwa hasilnya ini boleh dibilang “kebetulan”. Kalau saya diminta menggambar sekali objek yang sama, boleh jadi akan gagal kembali.
[caption id="attachment_312489" align="aligncenter" width="436" caption="(dok pribadi)"][/caption]
Menggambar karikatur Jokowi menurut saya mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi pula. Saya sudah amati di Google, karikatur yang menggambarkan Jokowi belum ada yang pas betul. Konon wajah yang karikaturis seperti Sutan Bhatoegana, Aburizal Bakrie, atau Ruhut Sitompul lebih mudah dibuat goresan kartun dan karikatur. Saya teringat dengan tokoh presiden Soeharto di zamannya. Nyaris tak ada karikatur dan kartun Soeharto pada koran di zaman itu, karena taruhannya koran itu bisa dibreidel. Karenanya, kalau sekarang kita mencari karikatur Soeharto dapat dipastikan akan nihil hasilnya. Alangkah bedanya dengan zaman sekarang, karikaturis dengan bebas menggambarkan SBY dengan segala olok-oloknya.
Itu saja pengantar dari saya, dengan harapan sahabat Kompasianers dapat merasakan hiburan melihat dua buah karya karikatur saya ini sembari juga saya persilakan untuk memberikan caption sesuai dengan persepsi Anda masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H