Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Campur Sari Inggris-Indonesia yang Menggemaskan

24 Februari 2014   20:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:31 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13932246981140600032

[caption id="attachment_313747" align="aligncenter" width="474" caption="(ilust republika online)"][/caption]

Mendengar musik campursari yang merupakan perpaduan musik Jawa dan musik Barat memang mengasyikkan. Namun tidak demikian halnya melihat campur sari istilah Inggris yang separuhnya ditulis dengan ejaan Indonesia. Umumnya ini adalah kata majemuk bahasa Inggris yang cukup familiar di lidah kita. Bilamana diucapkan memang istilah-istilah ini tak terlacak “kesalahan”nya, dan baru ketahuan “memble”nya setelah dituangkan dalam tulisan di media cetak atau media online.

Misalnya beberapa hari berselang ada berita tentang penyadapan rumah Jokowi yang ternyata belum diketahui oleh Ahok pada media online detik.com. Inilah kutipannya: [“Dia nggak pernah cerita sama saya. Saya tahunya juga dari baca running teks di tv”, kata Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama..]. Anda perhatikan penulisan “running teks” ini. Alih-alih ditulis dengan “running text” (ini yang akurat), malah dibuat separuh Inggris (running) dan separuh Indonesia (teks).

Istilah “positive thinking” (ini penulisan yang benar) yang sangat gemar diucapkan orang Indonesia, ternyata cukup sering ditulis dengan gaya campur sari ini yaitu “positif thinking”. Jelas kita tak bisa berkilah bahwa istilah ini sudah diindonesiakan, makanya ditulis seperti itu. Ini adalah pembenaran yang merusak bahasa. Prinsipnya, kalau mau pakai istilah Inggris, tulislah dengan ejaan Inggris yang benar, sebaliknya kalau mau diindonesiakan, tulislah dengan kaidah yang benar, misalnya disadur menjadi “sudut pandang positif”. Kata “thinking” di sini adalah gerund (kata benda yang dibentuk dari verb + akhiran ‘ing’), karenanya ungkapan para selebritas “Saya positive thinking saja” secara logika bahasa juga salah, dan seharusnya diungkapkan dengan “Saya berpikir positif saja”.

Beberapa hari yang lalu di harian Kompas juga saya temukan gaya campur sari Inggris-Indonesia ini. Dalam artikel ini dipaparkan macam-macam turisme dan tersua penulisan “pleasure tourisme”. Saya kira kita semua sependapat bahwa selayaknya ini ditulis dengan “pleasure tourism”. Istilah yang juga sering dijumpai dalam wacana bertalian dengan kasus korupsi adalah “commitment fee”. Dahulu cukup sering di Kompas istilah ini dituliskan dengan “komitmen fee”. Setelah saya beri masukan kepada redaksi Kompas, akhirnya kata ini diluruskan dengan penulisan “commitment fee”.

Kalau pada judul tulisan ini ada kata “menggemaskan”, ini bukan gemas karena saya suka sekali, namun justru gemas karena saya terusik. Alangkah menyenangkan dan mencerahkan bila insan pers memberi teladan dalam penulisan berita yang tertib.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun