Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gampang-gampang Susah Menyadur Bahasa Inggris

16 Mei 2014   22:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:27 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_323937" align="aligncenter" width="548" caption="(ilust kompas epaper)"][/caption]

Menyadur berita berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia memang gampang-gampang susah atau susah-susah gampang. Ada istilah yang nampaknya simpel belaka dan tanpa pikir panjang langsung kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tak terbayangkan bahwa terjemahan tersebut ternyata “keliru”. Wartawan yang bertugas di desk luar negeri sepatutnya mewaspadai kekeliruan penyaduran ini.

Beberapa hari yang lalu, berkenaan dengan berita serangan granat pada demonstran Thailand di tengah konflik pro dan anti pemerintah, terbaca pada paragraf terakhir berita online detik.com sebagai berikut: Menanggapi hal tersebut, demonstran pro- pemerintah atau yang juga disebut massa “Kaos Merah” memperingatkan akan adanya perang sipil jika pemerintah digulingkan dan ditunjuk Perdana Menteri baru (lihat gambar). Istilah “perang sipil” yang dituliskan ini merupakan terjemahan dari istilah Inggris “civil war”. Permasalahannya, istilah civil war ini sudah dari dahulu kita padani dengan istilah “perang saudara”. Jadi terasa something wrong, kalau lantas civil war ini disadur menjadi “perang sipil”.

[caption id="attachment_323938" align="aligncenter" width="600" caption="(ilust detik.com)"]

1400227257305604386
1400227257305604386
[/caption]

Pada berita tentang tentang musibah ledakan tambang batubara di Turki yang menewaskan ratusan orang di suratkabar Kompas hari ini (Jumat, 16 Mei 2014) terbaca kalimat: “Insiden ini diperkirakan akibat masalah listrik, yang menimbulkan ledakan dan kebakaran unit penyalur tenaga.” Pada berita berbahasa Inggris terbaca antara lain: “ .... the disaster followed an explosion and fire caused a power distribution unit.”. Nah, di sinilah kejanggalan penyaduran, di mana “power distribution unit” diterjemahkan menjadi “unit penyalur tenaga”. “Power” di dalam konteks berita dimaksud bukan bermakna “tenaga”, melainkan “listrik”. Misalnya ada istilah power supply yang bermakna “pasokan listrik” atau “power outage” yang bermakna “mati listrik”. Jadi tentunya, power distribution unit ini disadur dengan “unit distribusi listrik” atau “unit pencatuan listrik”.

Saya pernah membaca saduran berita yang menerjemahkan istilah “mine explosion” dengan “ledakan tambang”. Padahal, mencermati dari konteks beritanya, kata “mine” di sini, bukan merujuk pada “tambang”, melainkan pada “ranjau darat”. Jadi, sejatinya istilah mine explosion tadi disadur dengan “ledakan ranjau darat”. Juga, pada berita luar negeri yang lain, saya pernah tersua dengan penyaduran “criminal law” menjadi “hukum kriminal”. Tentu saja hal ini terasa janggal, karena seharusnya criminal law ini diterjemahkan dengan “hukum pidana”. Istilah jenis kapal perang “destroyer” pernah saya baca diterjemahkan menjadi “kapal penghancur”. Bukannya mau mencari-cari kesalahan, namun sudah dari zaman dahulu istilah destroyer ini kita padani dengan “kapal perusak”. Demikian juga istilah “assault rifle” yang diterjemahkan di koran Kompas menjadi “senapan serang”, padahal yang lazim dipakai dalam terminologi militer adalah “senapan serbu”.

Memang melihat beberapa contoh “kekeliruan” menyadur di atas, dapat disimpulkan bahwa menyulih bahasa Inggris ke bahasa Indonesia sungguh gampang-gampang sulit. Dibutuhkan indra keenam yang bisa menangkap yang tersirat dari yang tersurat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun