[caption id="attachment_333876" align="aligncenter" width="455" caption="(ilust kompas epaper)"][/caption]
Kita tahu hari-hari ini Israel sedang melaksanakan operasi militer menggempur Gaza dengan roket-roketnya yang diberi nama sandi “Operation Protective Edge”. Saya mengernyitkan kening mencoba meraba-raba apa yang dimaksud dengan “protective edge” ini. Kebetulan pada koran Kompas edisi hari ini (16 Juli 2014) di halaman 8 pada caption foto terbaca terjemahan “Operasi Perlindungan Perbatasan” (lihat pada gambar di atas). Sudah benarnya terjemahan ini dan kekeliruan alih bahasa (lost in translation) apa yang terjadi? Marilah kita simak hal yang menurut saya cukup menarik ini.
Penelusuran saya bertalian dengan istilah “protective edge” ini, memberikan kejutan bagi saya karena ada tulisan di koran online yang mengatakan bahwa bagi native speakers pun pemakaian istilah “protective edge” ini terasa aneh dan ganjil. Ini adalah terjemahan Inggris yang dilansir Departemen Pertahanan Israel dari bahasa Hibrani “Tzuk Eitan”. Secara harfiah “Tzuk Eitan” bermakna “firm cliff” atau “resolute cliff” (tanduk karang yang kokoh). Dalam bahasa Hibrani ini, Tzuk Eitan menyiratkan “kekuatan, tekad dan keuletan dari rakyat Israel (the power, commitment and resilience of the Israeli people). Namun setelah nama operasi militer ini diinggriskan, banyak orang yang mempertanyakan akurasi dari pengalihan bahasa ini. Dalam jargon bahasa ini yang disebut dengan lost in translation (saduran yang kesasar).
Dalam media online tadi disebutkan bahwa penginggrisan nama operasi militer terdahulu sudah klop dengan “jiwa” istilah ini, misalnya nama operasi ‘Amud Anan’ menjadi “Pillar of Defense” atau ‘Oferet Yetztuka’ menjadi “Cast Lead”. Namun kali ini penginggrisan Tzuk Eitan menjadi Protective Edge dianggap sangat kabur (vague) malahan bagi sebagian orang menggelikan. Seperti kita ketahui ada kondom bermerk Durex yang pada kemasannya tertulis “Protective Edge”.
Mungkin ada baiknya kita merujuk pada kamus untuk mengetahui apa sebenarnya makna dari “edge” ini. Pada kamus Merriam Webster “edge” diberi definisi sebagai (1) the cutting side of a blade (sisi yang tajam dari pisau), force or effectiveness (daya) dan (2) the line where an object or area begins or ends: border (ujung dan pangkal: perbatasan). Dari definisi 1, ada istilah razor’s edge yang tentunya bermakna ‘ujung silet’ sedangkan dari definisi 2, ada sebutan the edge of a plain (ujung suatu dataran). Kalau kita merujuk pada definisi 1 (force or effectiveness) sebetulnya “protective edge” bisa diartikan dengan “kekuatan perlindungan”, namun persoalannya secara kolokasi (kelaziman memadukan kata majemuk) istilah “protective edge” ini nampaknya tak dipakai orang. Di samping itu, menurut kajian seorang pakar militer Israel, protective edge memberikan konotasi defensif (sekedar bertahan) dan sudah menyimpang dari jiwa istilah Hibrani yang menggambarkan keteguhan dan kekokohan.
Kembali kepada terjemahan yang dilakukan oleh Kompas dengan “Operasi Perlindungan Perbatasan”, saya pikir ini secara semantik keliru. Kalau kita merujuk pada kamus di atas, edge di sini lebih condong kepada makna 1 yaitu force or effectiveness ketimbang makna 2 (border). Di samping itu, sesuai dengan perbedaan kaidah MD (menerangkan diterangkan) pada bahasa Inggris dan DM (diterangkan menerangkan) pada bahasa Indonesia, maka “protective edge” seyogianya menjadi “perbatasan pelindung”, bukan “perlindungan perbatasan”.
Barangkali nama sandi operasi militer sebaiknya tak usah diterjemahkan saja dan tetap ditulis dengan Operation Protective Edge apalagi ternyata istilah ini sekarang “digugat” salah terjemahan, mendingan kita “netral” saja. Netral dalam artian mengenai persoalan bahasa, bukan menyangkut kebrutalan agresi Israel yang mengakibatkan kematian warga sipil yang tak berdosa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H