Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lagi-lagi Mempersoalkan "f" dan "v"

30 Juli 2014   21:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:50 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_335686" align="alignnone" width="618" caption="(ilust kompas.com)"][/caption]

Setiap tahun, pada masa liburan Lebaran, di mana para pembantu rumah tangga mudik ke kampung, istilah ini selalu muncul pada pemberitaan. Pada masa kevakuman PRT ini, banyak keluarga yang kelabakan harus mengerjakan sendiri household chores seperti mengepel, menyikat kamar mandi dan WC, mencuci dan menyeterika pakaian, mencuci piring dan peralatan dapur dsb. Oleh karenanya, kemudian ada “infal” yaitu tenaga pengganti sementara untuk mengerjakan chore ini. Tentu saja mereka tidak murah dan konon digaji Rp 150 ribu per harinya. Pada koran Kompas hari ini, pada judul “Terpaksa merogoh Kocek Lebih Dalam”, saya membaca kalimat sebagai berikut: “Sebenarnya, saya menyewa infal Rp 150.000 per hari selama dua minggu ke depan untuk menjaga rumah agar tidak kosong dan bersih-bersih. Namun, untuk makan, saya dan keluarga lebih suka berbuka di luar karena suasana lebih meriah,” ujar Eva, seorang ibu rumah tangga.

Yang ingin saya persoalkan, apakah penulisan “infal” ini sudah benar? Kalau kita merujuk pada kamus Van Dale, maka akan ditemukan kata “invallen” dan “invaller”. Kata kerja “invallen” mempunyai beberapa makna dan penggunaan dan salah satunya adalah “stand in for, fill in for, substitute for, replace” (menggantikan sementara) misalnya pada kalimat “voor de keeper invallen” (menggantikan kiper) atau “voor een collega invallen” (menggantikan sementara seorang kolega). Sedangkan kosakata “invaller” diberi definisi dengan “substitute, replacement, supply teacher (guru pengganti). Kalau benar kita menyerap dari dari istilah “invaller” ini, mengapa setelah diserap ke bahasa kita, huruf “v” ini berubah menjadi “f”? Sebagai masukan tambahan, istilah “infal” ini belum ada pada KBBI edisi IV tahun 2014.

Merujuk pada pedoman penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia, maka pengejaan “v” (baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata) tetap dituliskan menjadi “v”. Contohnya kata Belanda “invalide” diserap menjadi “invalid”, “invasie” diserap menjadi “invasi”. Berpegangan pada kaidah ini, maka menurut hemat saya, istilah “invaller” kita serap menjadi “inval” bukan “infal”. Dan ini “harga mati”, karena dalam bahasa Inggris tak ada istilah “infall” atau yang sejenisnya itu.

Urusan penyerapan dengan “v” atau “f” ini kadangkala memang membingungkan. Apakah kita merujuk kepada istilah Belanda atau Inggris pada saat menyerapnya? Contohnya kata “masif” yang belakangan naik daun gara-gara capres Prabowo menggugat KPU dengan alasan terjadi “kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis”. Kalau merujuk pada kata Belanda “massief” maka penyerapan menjadi “masif” ini sudah tepat. Namun kalau merujuk pada kata Inggris “massive”, maka tentunya harus diserap menjadi “masiv”. Demikian halnya dengan penulisan “otomotif”, bilamana kita telusuri dia merupakan serapan dari bahasa Inggris “automotive” (dalam bahasa Belanda tidak ada sebutan “automotief”), maka seyogianya kalau kita konsekuen, maka kata serapannya menjadi “otomotiv”, bukan “otomotif”.

Dan senyampang kita lagi berbincang tentang “masif”, saya menemukan sesuatu yang menarik berkaitan dengan bahasa gaul. Secara baku “massive” bermakna “bulky, heavy, solid” (padat, mampat, berbobot), namun sekarang sudah mulai trendi di wacana bahasa Inggris orang memakainya untuk menggambarkan sesuatu yang “excellent, good, cool” (hebat, mantap, luar biasa), misalnya pada ekspresi “That’s massive!” artinya kurang lebih “Itu mantap sekali”. Barangkali tak lama lagi ungkapan “massive” yang berkonotasi “hebat sekali” akan masuk dalam wacana bahasa lisan kita, khususnya di kalangan anak muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun