Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Gara-gara Prabowo Banyak Orang "il-fil"

31 Juli 2014   23:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:45 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Anda tentu sudah pernah mendengar istilah bahasa gaul “il-fil” ini. Kita akan mengatakan “il-fil”, manakala kita gusar, jengkel, tersinggung atas perkataan, perbuatan, atau sikap seseorang. Ada yang mengatakan bahwa “il-fil” adalah akronim dari “ilang feeling”. Benarkah ini adalah istilah bahasa Inggris hasil kreasi orang Indonesia? Memang benar ada sejumlah istilah bahasa Inggris yang saya yakini hasil rekayasa orang Indonesia (karena native speaker tak memakai istilah ini), seperti misalnya yang mutakhir, istilah “black campaign” dan “real count”. Namun khusus mengenai “il-fil” tadi, saya ingin mengatakan bahwa dia bukan “karangan” orang kita, dan ternyata ada benang merahnya.

Dalam ungkapan bahasa Inggris ada “ill will” yang bermakna “bad feeling between people because of things that happen in the past” (saduran bebas: rusaknya tali silaturahmi gara-gara sesuatu kejadian). Ini definisi dari kamus Cambridge. Ada juga definisi dari kamus Merriam-Webster sebagai berikut: “an unfriendly feeling, a feeling of hatred or dislike” (rasa benci atau tidak suka). Jadi istilah “ill will” ini persis sama permaknaannya dengan bahasa gaul kita “il-fil” tersebut. Hipotesa saya, orang Indonesia yang lama bermukim di negara berbahasa Inggris menggunakan istilah “ill will” kepada rekannya di Indonesia, dan tertangkap di telinga menjadi “il-fil” (atau “ill-feel”). Sebenarnya, memang ada ungkapan “ill feeling” (tapi bukan “ill feel”) yang mempunyai denotasi yang sama dengan “ill will” yaitu “hostile feeling, animosity” (perasaan bermusuhan).

Gegara Prabowo, memang banyak sekali di antara kita (baik di dunia nyata maupun di dunia maya) yang mengalami “il-fil’. Bukan sekadar “ilang feeling” yang menggambarkan “feeling” (perasaan) kita pada seseorang yang hilang, namun lebih jauh daripada itu, kita merasa “benci, bermusuhan” sebagaimana definisi dari “ill will” atau “ill feeling”. Saya tidak bermaksud membuat ulasan tentang orang yang putus hubungan gegara Prabowo (kalau di dunia maya namanya ‘di-unfriend’), namun hanya ingin menunjukkan bahwa “il-fil” dan “ill will” tersambung oleh benang merah. Tulisan singkat ini saya tutup dengan singkatan militer “ump” alias “untuk menjadikan periksa”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun