Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Contoh Terjemahan Abal-abal

8 Oktober 2014   22:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:51 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412766931832680687

[caption id="attachment_364962" align="aligncenter" width="560" caption="Ilustrasi, Bahasa (Shutterstock)"][/caption]

Di media massa, baik di media cetak maupun di media daring (online), cukup sering saya temukan penerjemahan dari bahasa Inggris yang abal-abal. Yang paling lucu sekaligus konyol adalah menyerap kata Inggris tersebut langsung ke dalam bahasa Indonesia tanpa berpikir panjang lagi. Si penerjemah barangkali berpikir bahwa dengan mengalihbahasakan dalam bentuk serapan dia tak akan mungkin keliru. Betulkah demikian? Saya akan menunjukkan pada beberapa contoh di bawah ini bahwa asumsi itu salah adanya. Bagi Anda yang belum begitu familiar dengan istilah “kata serapan”, saya berikan contoh untuk mudah dibayangkan, misalnya kata “commitment” menjadi “komitmen”, “complain” menjadi “komplain”, “account” menjadi “akun” dsb.

Beberapa hari yang lalu, ada berita kecil tentang seorang walikota dekat Los Angeles yang tewas ditembak oleh isterinya sendiri. Sebelum kejadian tragis itu, mereka terlibat dalam pertengkaran, dan dicoba dilerai oleh anak mereka, namun kemudian si isteri mengambil pistol dan menembak suaminya di dada. Inilah kutipan berita dalam bahasa Inggris: [Los Angeles County Sheriff's Department Lt. Steve Jauch says the mayor got into an argument with his wife, and their 19-year-old son tried to intervene. Daniel Crespo and his son, Daniel Crespo, Jr., began fighting. That's when Levette Crespo got a gun and shot her husband several times in the torso.] Marilah kita lihat terjemahannya: [Daniel Crespo (45), wali kota kecil di California, Amerika Serikat, tewas ditembak ketika sedang berargumentasi dengan istrinya.]

Perhatikan kata-kata yang dicetak miring tebal. Sudah tepatkah “got into an argument” diterjemahkan menjadi “berargumentasi”? Menurut pendapat saya, ini tidak tepat, karena “get into an argument” maknanya “bertengkar”, cukup jauh berbeda makna dengan “berargumentasi” yang menyiratkan nuansa “berdebat atau berdalih”. Inilah contoh pertama yang menunjukkan bahwa tidak semua kata Inggris dapat kita jadikan kata serapan (dalam hal ini ‘argument’ menjadi ‘argumentasi’).

Pada berita online yang saya baca dua atau tiga hari berselang, dikisahkan seorang anak yang dihukum oleh ibunya, karena meminum susu coklat di kulkas tanpa seizinnya. Anak ini dicekik dan kemudian disekap di dalam lemari pakaian (yang berbentuk ruang kecil pada tembok dan berpintu). Pada saat mendorong anak ini ke dalam lemari ini, kepalanya membentur tembok sehingga berdarah. Inilah kutipannya: [The boy said on that day he went into the kitchen and drank some chocolate milk out of the refrigerator. But since he did not have permission to do so, his mother choked him and threw him in the closet. The boy said his mom locks him in the closet all the time, but on that particular day, he hit the wall.He said blood was all over the carpet and he was in a lot of pain]. Dan inilah terjemahannya: [Saat diperiksa di kantor polisi, si anak yang baru berumur enam tahun mengaku waktu itu ia menuju ke dapur dan minum susu coklat tanpa seijin ibunya. Namun ia tak pernah menyangka ketika ketahuan sang ibu bakal langsung marah besar dan mencekiknya, lantas mendorong tubuhnya masuk ke kloset, hingga kepalanya terbentur ke dinding dan berdarah.]

Perhatikan kata yang dicetak miring tebal, “closet” dan “kloset”. Dalam ranah bahasa kita “kloset” adalah “peturasan tempat kita buang air besar dan kecil”. Namun dalam ranah bahasa Inggris (khususnya American English), “closet” adalah “lemari yang berujud cerukan (recess) pada tembok atau serupa ruangan kecil”. Jadi, narasi di atas sudah melenceng dan menyesatkan pikiran kita dengan menggambarkan seolah-olah si anak “dimasukkan ke dalam lubang toilet”, padahal sesungguhnya dia dimasukkan ke dalam lemari dinding. Inilah contoh kedua akibat menerjemahkan dengan kata serapan tanpa mengecek lebih jauh permaknaan lain dalam kamus.

Pada hari ini, kebetulan saya membaca tulisan pada berita online tentang kesehatan gigi, di mana dipaparkan beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada gigi. Di situ antara lain disebutkan kebiasaan merobek bungkus plastik atau membuka tutup botol dengan menggunakan gigi depan, sehingga gigi mengalami keretakan. Inilah kutipan bahasa Inggrisnya: [Biting nails or tearing packets open with your teeth rather than finding the scissors can also put huge stress on the front teeth and can lead to cracks]. Dan inilah terjemahannya: [Gigi sering digunakan untuk membuka kemasan plastik atau bungkus kertas. Bahkan sebagian orang menggunakan giginya untuk membuka tutup botol minuman ringan meski tahu bahwa itu berbahaya bagi gigi. Tara Renton, profesor bedah mulut dari King's College, London, mengatakan bahwa hal tersebut dapat membuat gigi depan stres, dan akhirnya menimbulkan retak atau bahkan bolong.].

Sekali lagi, simaklah kata-kata yang tercetak dengan huruf miring tebal di atas, yaitu “put huge stress on the front teeth” dan “gigi depan stress”. Waduh, baru kali ini saya sebagai dokter gigi mendengar bahwa “gigi bisa mengalami stres”. Setelah saya cermati ternyata kesalahannya adalah pada menerjemahkan “put huge stress” yang sebenarnya mengandung makna “memberi tekanan yang besar”. Ya, inilah yang lebih masuk akal (make sense), bilamana kita membuka tutup botol dengan gigi depan, maka terjadi tekanan yang kuat pada gigi tersebut, sehingga dapat mengalami keretakan. Jadi bukan giginya mengalami stres seperti orang yang gangguan jiwa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun