[caption id="attachment_355118" align="aligncenter" width="577" caption="ilust kompas epaper"][/caption]
Saya memperhatikan ada kesalahan penulisan nama orang yang cukup sering dibuat orang dan terasa sangat mengganggu. Yang saya maksudkan di sini adalah penulisan nama orang John yang dengan lancang diganti menjadi Jhon. Penulisan (salah) Jhon ini bahkan bisa ditemukan pada koran Kompas yang terkenal dengan keakuratan bahasanya. Kalau ini menyangkut nama orang Indonesia, mungkin masih ada kans memang demikianlah pengejaan namanya (sekalipun saya yakin persentasenya tak lebih banyak dari yang pengejaannya “John”). Namun, kalau ini menyangkut nama orang (tokoh) Barat, utamanya orang Inggris, sudah bisa dipastikan ejaannya harus “John”.
Sebagai ilustrasi parahnya pengejaan salah dengan “Jhon” ini saya tampilkan sebuah artikel yang dimuat pada lembar Opini Kompas 15 November 2014 yang kutipannya sebagai berikut: “Pada periode ini, muncul pemikir-pemikir politik semacam Hobbes, Jhon Locke, Rousseau yang banyak menyumbangkan pikiran tentang politik dan negara.” Saya membayangkan John Locke, filosof Inggris ternama, akan bangkit dari kuburnya kalau dia mengetahui namanya diubah oleh orang Indonesia menjadi Jhon Locke.
Belum begitu lama yang lalu, Indonesia menerima dua kapal perang yang mengabadikan nama pahlawan TNI-AL yaitu KRI Usman Harun dan KRI John Lie. Namun mata saya menjadi “ngeres”, tatkala membaca di koran Kompas nama pahlawan TNI-AL ini dituliskan dengan Jhon Lie. Anda semua pasti juga familar dengan kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan Shadily dengan cover-nya yang spesifik warna kuning-hijau-merah. Nama profesor lingustik AS ini pun diubah menjadi Jhon M. Echols pada salah satu media cetak nasional.
Entah mulai kapan, kelatahan salah kaprah penulisan nama “Jhon” ini mulai timbul. Tapi yang pasti, di zaman saya masih remaja dulu, tak pernah sekali pun, media cetak salah menuliskan “John” menjadi “Jhon”. Ada aktor legendaris Hollywood yang selalu berperan sebagai cowboy John Wayne, ada penyanyi legendaris The Beatles yaitu John Lennon, ada presiden AS John F. Kennedy, ada penyanyi John Denver, ada bintang film John Travolta. Semuanya tak pernah keliru ditulis namanya menjadi “Jhon”. Dulu ada pelawak yang bernama Jojon, namun setahu tahu tak pernah namanya diganti menjadi Jojhon. Keberatan saya yang lain berkenaan dengan penulisan “Jhon” ini adalah soal pelafalan yang membawa konsekuensi “gerimis ludah”. Cobalah Anda cermati gabungan konsonan “Jh” ini dan lafalkan dengan serius, maka sudah dapat dipastikan air liur Anda akan menyemprot ke wajah orang yang Anda ajak bicara.
Dengan dua alasan ini, saya sangat berharap kita bisa banting setir untuk kembali mengeja nama John ini dengan benar. Memang nampaknya ini kesalahan kecil belaka, tapi bisa bermakna besar bagi si empunya nama. But above all, menulis dengan akurat nama orang ini merupakan gambaran keanggunan suatu budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H