[caption id="attachment_357793" align="aligncenter" width="616" caption="ilust detikcom"][/caption]
Bahasa Inggris bukan bahasa ibu kita, pun juga bukan bahasa kedua (seperti pada negara bekas jajahan Inggris, misalnya India, Mesir dsb). Oleh karenanya, bisa dimaklumi dan dimaafkan bilamana kita banyak berbuat kekeliruan dengan bahasa ini. Sekalipun begitu, adalah bijak apabila kita terus belajar dengan menerima kritikan atas kekurangan (shortcoming) bahasa Inggris ini, antara lain tentang penerjemahan. Banyak berita, baik di media cetak maupun di media online, menyadur dari bahasa Inggris. Seberapa andal, para wartawan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia?
Saya akan memberikan contoh terjemahan berita tentang seorang selebritas Madonna yang belum lama ini dilansir di media-media online. Dikisahkan di situ, bahwa Madonna di masa lalunya juga pernah terperangkap oleh narkoba. Dia bercerita memakai narkoba untuk mencari Tuhan. Dan inilah kutipan (quote) yang diutarakannya: "But there's going to be a short circuit, and that's the illusion of drugs, because they give you the illusion of getting closer to God, but ultimately they kill you.” Sebelum saya menjelaskan apa sesungguhnya “short circuit” ini, mari kita lihat terjemahan yang ditulis pada media online detikcom berikut ini: "Tapi ada sirkuit pendek, dan hal tersebut adalah ilusi narkoba, karena mereka memberimu ilusi untuk dekat dengan Tuhan, tapi kenyataannya mereka membunuhmu." Sudah tepatkah “short circuit” diterjemahkan menjadi “sirkuit pendek”? Tentu saja tidak, karena short circuit bermakna “korsleting” atau “sekering yang putus”. Jadi, manakala Madonna berujar “But there’s going to be a short circuit” secara metaforis (kiasan) dia mau mengatakan “Tetapi itu bakalan menjadi malapetaka maut”. Pada kondisi short circuit (korsleting) kita semua mafhum bahwa listrik mati. Jadi kesimpulannya, telah terjadi salah terjemahan, karena dalam bahasa kita “korsleting” tak pernah disebut dengan “sirkuit pendek”.
Banyakkah salah terjemahan semacam ini pada media kita? Menurut saya, cukup banyak, dan pada tulisan-tulisan saya terdahulu pernah saya paparkan. Misalnya, istilah “civil war” diterjemahkan menjadi “perang sipil”, padahal dalam terminologi bahasa kita civil war adalah “perang saudara”. Istilah “criminal law” pernah saya temukan diterjemahkan menjadi “hukum kriminal”, padahal sesungguhnya terminologi yang tepat adalah “hukum pidana”. Yang cukup menggelikan, saya pernah membaca istilah “shoelace” diterjemahkan menjadi “renda sepatu”, padahal yang benar tentunya adalah “tali sepatu”. Juga ada istilah “defence attaché” yang diterjemahkan menjadi “asisten pertahanan”, padahal yang lazim dipakai dalam terminologi bahasa kita adalah “atase pertahanan” (sering disingkat dengan akronim ‘athan”).
Sekali lagi, pemaparan kekeliruan penerjemahan bahasa Inggris ini bukan dimaksudkan untuk mempermalukan wartawan yang diberi tugas untuk menyadur, tetapi untuk pembelajaran kita bersama, karena menurut hemat saya, bahasa Inggris ini sangat luas kosakatanya, sehingga sampai kapan pun selalu ada hal baru yang bisa kita pelajari. Intinya, kita tak perlu tersinggung, atau kecil hati, manakala diungkap kekeliruan di dalam menerjemahkan suatu istilah. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H