Mohon tunggu...
Agustina Sugianto
Agustina Sugianto Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

I love writing as much as I love to read

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Danau Toba dan Taman Simalem Resort

31 Oktober 2011   15:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14 1881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah kali pertama saya pergi ke Danau Toba. Waktu itu saya dan suami sedang mengunjungi keluarganya di Medan. Turun dari Bandara Polonia yang lebih pantas disebut stasiun kereta yang lusuh, kami langsung diajak pergi ke Danau Toba. Waktu itu hari Sabtu, dan perjalanan ke arah sana tersendat di beberapa titik karena adanya pasar, kendaraan berat, dan kondisi jalan yang tidak terlalu baik.

Setelah berkendaraan selama kurang lebih 3 jam melewati Kabanjahe, akhirnya kami memutuskan untuk makan dulu di Tongging. Disana kami berhenti di sebuah tempat makan sederhana yang menjorok sedikit ke danau. Menunya juga tidak banyak, hanya ikan yang langsung dipilih di tempat dalam keadaan hidup dan dipotong, lalu dibakar.

Mungkin karena kami begitu lapar, ikan bakar itu sungguh terasa enak sekali, apalagi ditambah dengan sambal khas Batak yang lezat. Kata mertua saya, itu karena sambalnya diberi andaliman (semacam tumbuhan yang memberi rasa kecut segar seperti jeruk nipis ---- revisi dari yang baca : ternyata yang bikin kecut itu bukan andaliman, kalo andaliman rasanya pedas seperti merica gitu ^^ ---).

1383483757537068171
1383483757537068171

Selama kami makan ikan bakar, kami juga disuguhi pemandangan yang luar biasa indahnya. Kami berada di tepi Danau Toba yang luas, di seberangnya deretan bukit-bukit hijau menjulang tinggi. Puas berfoto-foto sebentar disana, kami pun jalan lagi. Kalau tadi kami mampir di kaki gunung, sekarang kami mau menuju ke lokasi wisatanya.

Taman Simalem Resort adalah lokasi wisata di bagian baratdaya perbukitan yang mengelilingi Danau Toba. Area seluas 206 hektar itu memiliki beberapa titik wisata yang cukup menarik seperti Kuil Tian Zhu Chan Si, padang golf Gorat Ni Padang, air terjun kembar, area camping, kebun marquisa dan bunga-bungaan, belum lagi ditambah rencana pembangunan berikutnya yang mencakup area taman hiburan dan kebun binatang. Didukung dengan beberapa fasilitas pendukung seperti hotel, resort, pasar swalayan, cafe, dan restoran, Taman Simalem bisa menjadi pilihan wisata baru di Sumatera Utara.

13834838121106266355
13834838121106266355
Sayangnya waktu itu cuaca sedang hujan, jadi kami tidak sempat berjalan mengelilingi seluruh titik wisata. Kami hanya sempat dibawa ke Peak, titik tertinggi dari Taman Simalem. Disana kami bisa melihat pemandangan luar biasa yang terhampar di bawah berupa deretan bukit dan area danau yang luas. Sewaktu berada di Peak, kami merasa sedikit ada di atas awan, karena memang kami bisa melihat gulungan awan putih ada di bawah kami, menutupi sebagian area perbukitan. Karena udara dan angin yang begitu dingin (ditambah tetesan hujan), maka saya hanya sempat jeprat jepret 1-2 kali di Peak. Tepatnya saya hanya bertahan selama 5 menit di luar mobil. Sayang sekali, padahal pemandangannya begitu indah. Tak jauh dari tempat saya berdiri juga ada semacam open space yang dialasi cement block. Saya jadi sedikit berandai-andai, ingin rasanya merayakan Wedding Anniversary disini, di atas bukit dengan udara sejuk dan pemandangan yang membuat napas tertahan:)

13834838631503505902
13834838631503505902

Turun dari Peak, kami mampir sebentar ke taman buatan yang disebut Pearl Of Lake Toba dan pergi ke coffee shop terdekat untuk menyeruput susu hangat. Habis itu kami kembali ke kota Medan. Perjalanan kembali terasa lebih berliku-liku dan bergoncangan. Kondisi jalan yang banyak rusak sungguh membuat saya hampir lupa tentang keindahan Danau Toba yang baru saya kungjungi. Belum lagi para pengendara mobil lumayan ngebut, sama sekali bukan cara nyetir yang direkomendasikan untuk lokasi jalan berbukit, berkelok-kelok, dan rusak. Saya pikir, kalau saya sendiri yang harus nyetir ke Danau Toba, mungkin saya akan membutuhkan waktu 3x lebih lama ketimbang mertua saya. Kemacetan Jakarta sepertinya jauh lebih bersahabat ketimbang salip-salipan di jalan berkelok.

Satu hal yang sungguh saya sesalkan dari warga sekitar Taman Simalem, mereka protes karena resort itu dibilang merusak alam. Yah, kalau saya lihat sih Taman Simalem tidak sampai terlihat merusak ekosistem, malah mereka memberi banyak nilai tambah untuk turisme Sumatera Utara. Saya sungguh sering bingung dengan cara pikir orang Indonesia. Kita memiliki begitu banyak kekayaan alam dan pemandangan yang luar biasa, tapi tidak pernah tergerak untuk mengolahnya. Begitu ada pihak asing (Taman Simalem dikembangkan atas kerjasama pengembang dari Indonesia, Singapore, dan gosipnya Korea juga) yang mau mengolahnya, kita langsung protes besar-besaran, merasa dijarah dan sebagainya. Tapi toh kalau orang-orang asing itu pergi, saya yakin kekayaan alam itu akan kembali dibiarkan saja, tidak lantas langsung diolah juga.

Ah, tapi mari kita berharap agar Taman Simalem bisa terus berjaya. Bagi yang malas naik turun jalan aspal selama 2,5 jam dari Medan, mungkin bisa naik helikopter saja kesana. Pastinya, Taman Simalem adalah salah satu tujuan wisata yang pantas mendapatkan acungan jempol:)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun