hitam mengiris senja dalam ketidakpastian, semu diantara banyak peluang
setiap dugaan terpatahkan setiap ramalan ternisbikan
hingga hanya kata yang tersisa diantara puing itu
tak membangun kecuali meruntuhkan
sebuah titik dari permulaan melompat ke jurang yang paling dalam di ribuan prasangka
siapa saja menjadi bisu, buta dan pekak pada kebenaran
mengurus segala janji, membungkusnya sempurna dan membuangnya jauh-jauh
hitam saja
pilihan itu mudah dan nyaman setidaknya untuk satu detik kedepan
jalan yang panjang terlihat dekat dan mudah dilintasi
tidak perlu langkah cepat segera dan segala upaya lara duka
diam saja, biarkan semua membayang dalam gelap dan terperangkap
nikmati kepekatannya
kecap manisnya dan biarkan pahit hidup terlupakan
sisakan satu nafas untuk buaian perayu nafsu yang lebih menggiurkan
lalu tidurlah dalam pelukan mimpi murahan
tunggu ajal menjemput
saatnya telah sampai juga
detik berhenti hingga di peristirahatan waktu
terasakan penyesalan sedikit dan mulai membukit
bertumpuk menjadi beban berat yang makin tak terangkat
ketika nyawa di renggut dalam tarikan kasar besi bergerigi
menyayat daging dan urat-urat tak tertanggungkan
kedasyatan perpisahan dan mulailah kisah panjang yang tak terperikan
kegelapan memasung
gelap bertumpuk-tumpuk yang lebih gelap dan pekat
tanah gemertak yang menghimpit meremukkan tulang
dan segala siksaan menyambut penjara penantian
semua sakit seribu sakit bermula dan tak tahu kapan berakhir
panjang dan lama putaran waktu alam lain
menunggu dan menunggu
tersiksa dan terus tersiksa
-------
Repost dari guss.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H