Mohon tunggu...
A Guss
A Guss Mohon Tunggu... -

Hanya mahluk yang mencoba merangkai kata, menjalin kalimat hingga paragraf dan menuliskannya agar apa yang pernah terlintas dalam pikiran terekam dan dapat dibaca ulang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sajak Lautan

26 April 2013   10:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:34 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segenggam debu tertabur di wajah sepi… tergeliat terkesiap dalam roman wajah tergagap, ada apa dengan masa?…. adakah jiwa terjaga lebih lama?, hingga saat takdir mempertemukan ruh ke padaNya ia sudah bersiap-siap

Waktu ini, sebuah kapal yang gagah bisa saja tenggelam dalam hitungan detik, tertelan gelombang dan karam tanpa terlihat bekas-bekasnya. Sementara kapal sederhana tampak berlayar damai di lautan ini, meski oleng sesekali ia tak sampai tenggelam. Dalam badai yang kedasyatannya sama ia mampu bertahan…
setiap diri adalah kapal-kapal itu, di dunia fana ini mereka berlayar membentangkan masa depan cita-cita ke jalur yang penuh ombak badai, sesekali terlihat pulau harapan di seberang sana, sebuah titik di kaki horison, timbul tenggelam… harapan yang benar dengan keimanan yang terjaga akan mengantar kapal-kapal itu ke pulau tujuan meski jauh dan penuh ombak, keyakinan mendekatkan yang pasti dan menjauhkan ketidakpastian, harapan yang benar akhirnya akan tertambat di pantai yang benar, sungguh : setiap usaha pasti berbalas sempurna.
Sementara beberapa bersusah payah dengan segala cara, pulau harapan yang lain yang tak jauh, terlihat berwarna dan bercahaya kemilau : begitu menjanjikan… sayang, ketika ia sudah begitu dekat ternyata hanya fatamorgana.

Sajak lautan ini masih akan berirama, mendendangkan keberhasilan sekaligus kegagalan. Di pelabuhan yang mana jiwa ini ditambatkan, disanalah berlabuh segala harapan : titik di kaki horison atau di bercahayanya fatamorgana

(guss.wordpress.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun