kebersihan dan ketertiban di tempat ini?
Alun-alun Kota Bandung yang baru saja dibuka kembali pada akhir Desember 2024 menjadi magnet bagi masyarakat untuk berkumpul dan menikmati ruang publik yang indah dan modern. Namun, pemandangan kurang sedap berupa masih adanya sampah berserakan, ketidaktaatan pengunjung pada aturan, dan pedagang yang melanggar batas-batas yang telah ditetapkan mengusik keindahan tersebut. Pertanyaannya, sejauh mana masyarakat menyadari pentingnya menjaga
Sadarkah bahwa kebersihan itu mencerminkan keimanan?
Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Dalam konteks menjaga fasilitas umum seperti alun-alun, menjaga kebersihan tidak hanya mencerminkan iman tetapi juga bentuk kepatuhan terhadap peraturan yang dibuat pemerintah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu..." (QS. An-Nisa: 59). Mentaati aturan kebersihan dan ketertiban yang ditetapkan oleh pemerintah adalah wujud ketaatan kepada ulil amri yang juga merupakan bagian dari ajaran agama.
Sadarkah bahwa membangun dan merawat Alun-alun memerlukan biaya besar?
Pembangunan alun-alun membutuhkan dana yang tidak sedikit, yang sebagian besar berasal dari pajak masyarakat. Proyek revitalisasi Alun-alun Kota Bandung sebelum dibuka kembali pada akhir Desember lalu, menelan biaya sebesar Rp 2,8 miliar. Semakin besar biaya yang digunakan untuk merenovasi dan memperbaiki fasilitas umum akibat kerusakan, semakin besar pula potensi pengurangan dana untuk kebutuhan lain, seperti pengentasan kemiskinan atau peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk tidak menyia-nyiakan nikmat Allah, termasuk dalam bentuk fasilitas umum. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an: "...dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros" (QS. Al-Isra: 27).