Mohon tunggu...
Gus Ros
Gus Ros Mohon Tunggu... Lainnya - (ingin jadi) Penulis

Menjelang satu dekade menjalani LDM | Sharing tentang Pernikahan dan Parenting ~ Menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bijak Menyikapi Terbatasnya Waktu Saat LDM

18 Desember 2024   05:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   05:12 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
llustrasi Bertamasya dengan keluarga (Sumber Dok.Pribadi / Hasil dari AI)

Menjalani kehidupan rumah tangga dengan Long Distance Marriage (LDM) menuntut kebijaksanaan ekstra. Ketika waktu untuk bertemu dengan istri dan anak-anak begitu terbatas, muncul dilema baru: bagaimana membagi waktu tersebut dengan tetap menjaga silaturahim kepada orang tua dan keluarga besar. Islam memberikan panduan agar setiap hak dapat terpenuhi tanpa mengabaikan salah satunya. Dalam konteks ini, keseimbangan antara keluarga inti dan keluarga besar menjadi kunci, dengan tetap berpegang pada tuntunan agama.

Prioritas yang Berjalan Seiring

Keluarga inti memiliki hak yang besar atas waktu, perhatian, dan kasih sayang seorang suami dan ayah. Dalam firman Allah SWT disebutkan:

"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6).

Ayat ini memberi penekanan bahwa tanggung jawab seorang kepala keluarga dimulai dari keluarganya sendiri. Istri dan anak-anak membutuhkan kehadiran suami dan ayah sebagai figur yang memberikan ketenangan, bimbingan, serta kasih sayang. Situasi LDM tentu saja membuat waktu bersama mereka menjadi begitu berharga. Oleh karena itu, waktu yang ada harus digunakan sebaik mungkin untuk memenuhi hak mereka. Nabi Muhammad SAW pun memberikan contoh nyata bagaimana beliau membagi waktu untuk keluarganya. Aisyah radhiyallahu 'anha menceritakan:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berada dalam keluarganya, membantu pekerjaan rumah, hingga datang waktu shalat." (HR. Al-Bukhari).

Bahkan dalam waktu yang singkat, beliau mampu menciptakan kebersamaan dan kebahagiaan bagi keluarganya.

Namun, kewajiban terhadap keluarga besar tidak boleh diabaikan. Silaturahim kepada orang tua dan keluarga besar memiliki kedudukan penting dalam Islam. Firman Allah Ta'ala:

"... Dan bertakwalah kepada Allah yang kalian saling meminta dengan nama-Nya, dan (peliharalah) hubungan silaturahim ...." (QS. An-Nisa: 1).

Bersilaturahim, terlebih kepada kedua orang tua, adalah amalan yang mendatangkan keberkahan, memperluas rezeki, dan memanjangkan umur. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun