Alih-alih berdebat siapa yang paling dikorbankan, pasangan dalam LDM sebaiknya fokus pada cara mengelola pengorbanan bersama. Kunci utamanya adalah komunikasi yang terbuka, saling berbagi perasaan dan kesulitan tanpa menyalahkan. Kemudian melakukan pembagian tanggung jawab, sehingga tidak membebankan seluruh beban pada salah satu pihak. Dan juga harus membangun kedekatan, dengan berusaha tetap hadir secara emosional meskipun secara fisik berjauhan.
LDM memang menuntut pengorbanan besar, tetapi jika dijalani dengan komitmen dan saling pengertian, pasangan dapat menjadikan tantangan ini sebagai proses pendewasaan hubungan, bukan ajang saling merasa dirugikan.
Dalam LDM, setiap pihak menghadapi pengorbanan dengan bentuk yang berbeda. Tantangan terbesar adalah bagaimana pasangan saling memahami dan bekerja sama untuk memastikan bahwa semua pihak—termasuk anak—tidak merasa "terlupakan." Pada akhirnya, ketahanan hubungan dan komitmen menjadi kunci untuk mengelola pengorbanan ini dengan baik.
Pengorbanan terbesar dalam LDM bukan tentang siapa yang paling menderita, tetapi bagaimana pasangan saling menopang di tengah jarak yang memisahkan.
Dalam LDM, pengorbanan adalah tugas bersama, bukan beban sepihak
***
Silahkan baca juga :Â
Menjadi Pendengar yang Baik bagi Seorang Suami saat Menjalani LDM
Menjalani LDM : Tantangan, Solusi dalam Islam serta Penerapannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H