Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Buruh - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hantu Sampo

6 Januari 2025   11:12 Diperbarui: 6 Januari 2025   11:12 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah rumah tua yang konon katanya dihuni oleh hantu wanita bernama "Nyai Siti" yang suka menakut-nakuti penduduk sekitar. Rumah itu sudah lama kosong, dan hanya diceritakan dalam bisik-bisik penduduk desa sebagai tempat yang paling menyeramkan. Namun, tidak ada yang tahu pasti karena tak seorang pun yang berani mendekat.

Suatu hari, datanglah seorang pemuda bernama Budi yang baru saja pindah ke desa itu. Budi ini terkenal dengan sikapnya yang sangat berani dan sedikit bodoh. Dia mendengar cerita tentang rumah kosong tersebut dan, alih-alih takut, justru merasa tertantang. "Mungkin hanya mitos," pikir Budi. "Aku akan mengungkap kebenarannya!"

Malam itu, dengan semangat yang membara, Budi pergi ke rumah tua itu. Pintu rumah berderik saat ia membukanya, dan seketika udara di dalam rumah terasa dingin sekali. Budi melangkah masuk, menyulut senter di tangannya, dan mulai menjelajahi setiap sudut rumah. Namun, apa yang ia temui? Cuma debu, sarang laba-laba, dan suara berderak dari atap yang sudah lapuk. Tidak ada yang aneh.

Tiba-tiba, dari dalam ruang tamu, terdengar suara langkah kaki yang berat. Budi pun terkejut dan langsung menoleh. Di ujung ruangan, terlihat bayangan seorang wanita berpakaian putih panjang. Wajahnya tidak terlihat jelas, hanya rambut panjangnya yang terurai seperti berkelap-kelip dalam gelap. Budi menelan ludah.

"Wah, ini pasti Nyai Siti!" pikirnya panik.

"Halo," sapa Budi, mencoba tetap tenang meskipun jantungnya berdebar kencang.

Baca juga: Dini Hari

Bayangan itu mulai bergerak mendekat. Budi merasa semakin takut, namun tiba-tiba wanita itu berhenti, lalu... mengangkat tangannya dan... menggaruk-garuk kepalanya. "Ah, gatal banget nih," katanya sambil melirik Budi.

Budi bingung. "H-Hah? Hantu gatal?" pikirnya.

Tiba-tiba, hantu itu tertawa geli. "Aduh, Budi, aku sebenarnya bukan hantu. Aku Nyai Siti, tapi lebih sering dipanggil 'Siti Gatal' karena aku suka banget garuk-garuk rambut sampai jam 2 pagi. Kamu ngapain di sini?"

Baca juga: Secarik Kertas

Budi tercengang. Ternyata yang ia anggap sebagai hantu itu adalah seorang wanita tua yang sedang kesulitan mencari shampoo untuk rambutnya yang sudah terlalu panjang. "Aku kan sudah bilang sama anak-anak desa, jangan ganggu rumah tua ini, aku cuma pengen nyari shampoo," keluh Nyai Siti sambil merogoh tasnya.

Budi tertawa terbahak-bahak. "Jadi, kamu bukan hantu? Lalu kenapa tadi nyeremin gitu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun