Saya sebenarnya pesimis apakah pelau akan membaca tulisan ini, kalau melihat sekilas mereka kecil kemungkinan bahkan sangat kecil mungkin bahwa mereka akan membaca tulisan ini.
Tetapi paling tidak , saya ungkapkan curhatan hati ini didalam media seperti ini, atau paling tidak barangkali ada orang yang berwenang memutuskan atau melakukan tindakan secara tidak sengaja membuka kompasiana dan menemukan curhat saya dalam tulisan ini.
Jam dua dini hari saya terbangun oleh suara meraung kenalpot sepeda motor yang entah mogok atau apa dari arah jalan umum didepan rumah saya.
Mungkin ini sebuah resiko bagi penghuni rumah dipinggir jalan, resiko rumah tenggelam karena jalan semakin tumbuh meninggi entah sampai kapan, juga resiko suara bising kendaraan yang saya tahu itu sengaja dibuat seperti itu oleh pemilik kendaraan tersebut.
Masih maklum dan bisa dimengerti kalau kejadiannya siang hari, meski seyogyanya tidak juga bisa dianggap normal kebisingan kenalpot seperti itu.
Tetapi ini dini hari ketika sebagian besar manusia sedang asik dengan mimpi.
Sebagian besar manusia masih asik dengan istirahat malamnya, setelah seharian beraktifitas.
Memulihkan kondisi fisik memulihkan tenaga.
Pagi dini hari sebenarnya secara moral dan etika kita sebagai manusia tidak pantas apabila menggeber-geber motor dengan suara seperti itu.
Saya sempat keluar melihat siapa sih sebenarnya mereka, didalam keremangan sepertinya tidak mungkin bicara denga orang yang gayanya saja sudah malas melihatnya, potongan rambut dan gaya yang kecil sekali menurut hati saya bahwa mereka akan bisa diajak bicara baik-baik.