Tiba-tiba teringat kata-kata seseorang yang dulu Ketika hidup dikampung merasakan susahnya makan karena ketidak berdayaan, ketidak adaan.
Saya tidak tahu apakah dia mengatakan hal itu sebagai percandaan atau sesuatu yang serius.
Ketika kami Bersama tinggal di perumahan karyawan sebuah Perusahaan, yang dikelola koperasi karyawan Perusahaan tersebut.
Sebenarnya perumahan khusus karyawan Perusahaan itu tetapi karena suatu kondisi sehingga kami yang bukan karyawan Perusahaan tersebut bisa tinggal dan membeli unit perumahan yang ada.
Kembali kepada seseorang itu, yang tidak mungkin saya sebut Namanya dalam cerita kali ini.
Dikomplek perumahan dia termasuk orang yang sukses.
Istrinya berjualan kebutuhan pokok yang sangat laris, karena bisa menjual sembako dan berbagai kebutuhan Masyarakat dengan harga grosir.
Cukup ramai, dan sangat laris bila dibandingkan toko-tok lain yang ada diperumahan tersebut.
Sementara orang itu, sebut saja bapak S, diapun punya usaha yang cukup berhasil, bahkan mempunyai beberapa karyawan.
Sekilas bila melihat kesuksesan usaha yang dijalankan istrinya dan usaha dia sendiri tentu orang akan mengira bahwa dia termasuk orang yang Bahagia dengan kesuksesan yang diraihnya.
Tentu orang banyak akan mengira dengan kekayaannya itu dia bisa membeli segala hal untuk memenuhi keinginan dia.