Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi Itu

12 Oktober 2019   11:11 Diperbarui: 12 Oktober 2019   11:21 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu masih ada matahari terbit
Tidak ada waktu untuk membungkus malam
Nafas-nafas bergegas ke luar selimut

Selesai saja.
Malam tidak usah diberi tambahan waktu
Tidak usah pula dibawa pulang
Mimpi dan igau tidak perlu menyita pagi
Himpun segenap tenaga sebelum ludes dilahap almanak

Sudahlah.
Hanya itulah pagi ketika menerbitkan matahari
Embun-embun terselip di sela dedaunan
Ayam-ayam menyanyi lagu wajib
Perjalanan belum sampai ke batas perhentian

Pagi itu matahari mewarna langit
Tidak cukup biru melapang semesta
Terbangkan saja seluruh sisa renjana

*******
Beranda Khayalan -- Balikpapan, 11 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun