Ia telah lelah mengeruk otak
Mengisap sumsumnya sendiriÂ
Kering kerontang mengurung tulang belulangÂ
Tetapi hanya angin semilir memelintirÂ
Lunglai langkah lakunyaÂ
Setiap jarum jam mengulang angkaÂ
Merobek almanak demi almanakÂ
Cuaca pecah mencakar mataÂ
Musim menempeli kulit pepohonanÂ
Ia terkapar di bawah rindangnyaÂ
Tiada siapa melihat mendengar kabarnyaÂ
Ketika ia terjaga
Mencari siapa punya mata dan telinga
Gelap menyergapnya tiba-tiba
Akankah gelap melahap melumat bulat-bulat
Sedikit sisa isi otak dan terseok menyeret raganya
Ia menyerahkan diri sepenuh sisa pada
Pabrik pengolah kerak air mata
*******
Kupang, 10 Agustus 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI