Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Isyarat Perziarahan Selanjutnya

15 Juli 2019   01:13 Diperbarui: 15 Juli 2019   01:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang penting aku sudah mengisyaratkan
Perziarahan belum tuntas
Kaki belum kaku
Tangan belum beku

Meski sekilas lirih
Aku tidak perlu lama menyimpan peta
Menyingkirkan kalender dan buku agenda

Aku masih menginjak tanah
Masih harus melanjutkan perziarahan
Fajar masih menerbitkan embun
Senja tidak tergesa-gesa menjenguk

Kamu tidak bisa berhenti dari pejelajahan angkasa
Menjala cahaya-cahaya bintang-bintang
Setiap detik adalah detak memendar mata

Coba kamu turun sejenak
Duduk khusyuk berhitung lagi
Berapa pesawat menerbangkan kepala saja
Badan tangan kaki tetap di tempat

Sebab aku telah duduk khusyuk
Menekuri setiap sayapnya memangkas awan-awan
Setiap rodanya lepas landas dan melindas
Semua menggaris tetapi gagal menggapai

Aku juga telah duduk di depan piring senduk garpu
Segelas air putih menumpahkan pertanyaan
Tentang penerbangan tidak mengenal jeda
Tentang kepala tidak memiliki leher
Tentang wajah serata permukaan tanah

Mulutku seketika membulat bola mata
Kaki-kaki seakan tengah garang memburuku
Suara-suara menggema dalam tong kosong

Oh, tidak, aku bukanlah si punguk rindu memeluk bulan
Aku bukanlah jelmaan rusa Sinterklas
Aku hanya peziarah yang masih menjejak tanah
Rebah mengendus uap tanah tanpa panggung berbusa    
Kamu sudah membuktikan semua tentang itu

Kini aku tengah menyiapkan kaki tangan
Perziarahan belumlah tuntas
Sebelum flamboyan mekar merah
Berguguran di hadapanmu

*******
Kupang, 14 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun