Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bagaimana Tidak Menjadi Bagaimana

13 Juli 2019   00:21 Diperbarui: 13 Juli 2019   00:31 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semula rumah cinta beruang doa
Tidak terkabul
Mungkin karena bagaimana
Oh, cinta yang bagaimana

Kemudian hanya dua teras satu kamar cinta
Terkabul sebagaimana jadinya
Mungkin karena cinta yang bagaimana

Lalu kantor berumah cinta
Ruang doa kembali ke kapel terdekat
Dengan tangga tanpa mematahkan kaki
Tetapi tidak terkabul lagi
Mungkin karena bagaimana
Oh, cinta yang bagaimana

Selanjutnya menggali kemungkinan
Mengeluarkan batu dari dalam sepatunya
Dengan dapur tanpa penyumbat hidung
Tetapi lagi-lagi tidak terkabul
Kecuali kusen-kusen menjadi pintu di tepi laut
Mungkin karena bagaimana bisa lagi-lagi

Berikutnya pintu membuka ruang yang lain
Bak tampung air bawah tanah dan tandon bermenara
Mungkin karena bagaimana membuatnya jadi

Galian menumbuhkan marungga dan pepaya
Ditimbun ruang kelas tanpa kalender dan buku agenda
Akan ditimbun lagi dengan gudang mungil
Lantas bagaimana bisa terkabul semua
Mungkin karena doa dan cinta yang bagaimana
Oh, tidak perlu diteruskan dengan bagaimana

Bagaimana menjadi bagaimana
Terkabul di antara tidak jadi bagaimana
Hanya kepala melampaui kaki
Melangkah tergesa-gesa tanpa sudi diam sejenak
Memunguti jejak-jejak yang tidak jadi bagaimana
Sejak semula

*******
Kupang, 11 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun