Kalau memang kopi
Sebaiknya begitu adanya
Kopi hitam legam berasa semacam
Keruh kopi susu berasa duamacam
Bukan air putih air bening tawar
Cukup kopi bagiku
Kuseduh kusuguh
Hitam merasuk makin dalam
Katamu kamu juga pilih kopi
Tetapi aku gelenggeleng
Bening begitu katamu kopi Â
Urat lehermu muncul
Melilit seperti akarakar beringin keramat
Aku mengalah mencicip rasa
Urat lehermu sedikit kendur
Kalau memang kopi
Aku tidak usah berdusta
Tetapi suguhanmu tiada kopi menyentil lidah
Meski mataku telah menerjemah bening
Urat lehermu kembali kencang
Umpatan muncrat nadanya meningkat
Kalau memang begitu
Terserah kamu bilang kopi meski bening
Kopi meski tawar
Kalau kubilang bukan kopi
Kelak kamu berteriak lantang keliling kampung
Bawabawa pula istri ibu nenekmu
Mengeroyok aku agar ikut kopi alamu
Ah sudahlah
Sebaiknya begini saja
Bagiku kopi itu hitam
Bagimu kopi itu bening
Ya supaya tidak bikin pening
*******
Balikpapan, 16 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H