Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mekar Semarak Kusuma Bangsa

10 November 2018   09:49 Diperbarui: 10 November 2018   12:10 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kusuma sejati tumbuh di gersang jiwa jiwa
Di antara hilir mudik keramaian kesunyian
Lalu lintas kenyataan khayalan kehampaan

Waktu melaju dera datang bertubi tubi
Menghimpit dengan seringai bertaring runcing
Takluk atau mati dicabik cabik pedih sesal abadi

Kusuma sejati tidak sudi tunduk
Perjuangan hidup mati tidak patut dihindari
Gelora merdeka selalu diterbitkan matahari
Berdiri tegak di atas kaki sendiri
Berdaulat penuh demi generasi ke generasi

Kusuma sejati tidak mengemis air mata langit
Merdeka tidak bisa diraih dengan ratapan pilu
Tangan tangan asing selalu saja mudah sambang
Menyimpan pisau dan seutas tali

Dalam rentang pagi sebentar pergi
Dalam gemetar malam panjang
Di antara tiarap terkapar terinjak masa
Kusuma sejati tegar menunjang dalam diri
Siap mekar berseri sepanjang hari
Semarak semerbak meski sekitarnya hanyalah sepi

*******
Kupang, 10 November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun