Aku hanya ikut saja ketika kamu ajak
Berkunjung ke rumah singgah itu
Aku pejalan jauh
Tidak pernah menera tanda pada peta
Tentang kebun kampung kota
Tentang tanaman hewan orang
Aku hanya berbekal kompas mungil
Dari persinggahan yang paling lama
Menelaah padang ternak kemah
Telaga sungai laut samudra
Daratan benua kaki langit
Aku hanya ikut saja ketika kamu ajak
Berkunjung ke rumah singgah
Seperti sebuah balai pertemuan
Bagi para pejalan yang berbekal tanda
Sebagai kunci untuk satu-satunya pintu
Aku kamu perkenalkan dengan kepala rumah
Para penghuni dan segala tentang ruang
Sampai kemudian kamu pun pergi
Tinggal aku sendiri di rumah singgah
Aku pejalan jauh
Tidak pernah menera tanda apalagi rumah
Tentang pengelola dan penghuni
Tentang lantai dinding langit-langit
Tentang jendela ventilasi
Tentang jaringan kabel pipa
Tentang jam dinding kalender
Kecuali kompas mungil bekalku
Di rumah singgah aku mulai mengenal
Para penghuni berlalu-lalang
Berbungkus wajah berbalut jubah
Berbasa-basi di beranda dan ruang tamu
Berbisik-bisik dalam ruang-ruang dalam
Di rumah singgah aku tidak suka lancang
Ke ruang-ruang dalam nan asing
Hanya selalu duduk di beranda ruang tamu
Sampai pada pergantian kalender kesekian
Di dinding merah menera goresan batu tajam
Seperti jejak orang-orang gua
Aku pun tersentak
Aku pejalan jauh yang singgah di sini
Kamu paling kenal rumah singgah ini sejak awal
Semua pengelola hasil olahmu untuk menjaga
Aku jadi tahu bahwa menjaga juga menjagal
Aku pejalan jauh berbekal kompas mungil
Maka kutinggalkan saja rumah singgah ini
*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 2 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H